Selasa, 09 Maret 2010

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)



Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Selalu ada risiko kegagalan (risk of failures) pada setiap proses/aktivitas pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapa pun kecilnya akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sedapat mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/potensi kecelakaan kerja harus dicegah/dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya. Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan.
Adapun tujuan penanganan K3 adalah agar pekerja dapat nyaman, sehat dan selamat selama bekerja.
Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut.


1. Kelelahan (fatigue).
2. Kondisi tempat kerja (enviromental aspects) dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe
working condition).
3. Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya
(pre-cause) adalah kurangnya training.
4. Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
5. Hubungan antara karakteristik pekerjaan dan kecelakaan kerja menjadi focus bahasan yang cukup menarik dan membutuhkan perhatian tersendiri. Kecepatan kerja (paced work), pekerjaan yang dilakukan secara berulang (short-cycle repetitive work), pekerjaan-pekerjaan yang harus diawali dengan ”pemanasan prosedural”, beban kerja (workload), dan lamanya sebuah pekerjaan dilakukan (workhours) adalah beberapa karakteristik pekerjaan yang dimaksud. Penyebab-penyebab di atas bisa terjadi secara tunggal, simultan, maupun dalam sebuah rangkain sebab-akibat (cause consequences chain). Jika kecelakaan terjadi maka akan sangat mempengauhi produktivitas kerja.

1. Manajemen Bahaya
Aktivitas, situasi, kondisi, kejadian, gejala, proses, material, dan segala sesuatu yang ada di tempat kerja/berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi/berpotensi menjadi sumber kecelakaan/cedera/penyakit dan kematian disebut dengan bahaya/risiko. Secara garis besar, bahaya/risiko dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Bahaya/risiko lingkungan
Termasuk di dalamnya adalah bahaya-bahaya biologi, kimia, ruang kerja, suhu, kualitas udara, kebisingan, panas/termal, cahaya dan pencahayaan.
2. Bahaya/risiko pekerjaan/tugas
Misalnya: pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan secara manual, peralatan dan perlengkapan dalam pekerjaan, getaran, faktor ergonomi, bahan/material, Peraturan Pemerintah RI No.: 74 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan lain-lain.
3. Bahaya/risiko manusia
Kejahatan di tempat kerja, termasuk kekerasan, sifat pekerjaan itu sendiri yang berbahaya, umur pekerja, Personal Protective Equipment, kelelahan dan stress dalam pekerjaan dan pelatihan. Berdasarkan ”derajad keparahannya”, bahaya-bahaya di atas dibagi ke dalam empat kelas, yaitu:
1. Extreme risk
2. High risk
3. Moderate risk
4. Low risk
Dalam manajemen bahaya (hazard management) dikenal lima prinsip pengendalian bahaya yang bisa digunakan secara bertingkat/bersama-sama untuk mengurangi/menghilangkan tingkat bahaya, yaitu :
1. Penggantian/substitution, juga dikenal sebagai engineering control
2. Pemisahan/separation
a. Pemisahan fisik/physical separation
b. Pemisahan waktu/time separation
c. Pemisahan jarak/distance separation
3. Ventilasi/ ventilation
4. Pengendalian administratif/administrative controls
5. Perlengkapan perlindungan personnel/Personnel Protective Equipment (PPE). Ada tiga tahap penting (critical stages) dimana kelima prinsip tersebut sebaiknya diimplementasikan, yaitu:
1. Pada saat pekerjaan dan fasilitas kerja sedang dirancang.
2. Pada saat prosedur operasional sedang dibuat.
3. Pada saat perlengkapan/peralatan kerja dibeli.


2. Pengendalian Bahaya Kebisingan (Noise)
Kebisingan sampai pada tingkat tertentu bisa menimbulkan gangguan pada fungsi pendengaran manusia. Risiko terbesar adalah hilangnya pendengaran (hearing loss) secara permanen. Dan jika risiko ini terjadi (biasanya secara medis sudah tidak dapat diatasi/"diobati"). Sudah barang tentu akan mengurangi efisiensi pekerjaan si penderita secara signifikan. Secara umum dampak kebisingan bisa dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Dampak auditorial (Auditory effects)
2. Dampak ini berhubungan langsung dengan fungsi (perangkat keras) pendengaran, seperti hilangnya/berkurangnya fungsi pendengaran, suara dering/ berfrekuensi tinggi dalam telinga.
3. Dampak nonauditorial (Nonauditory effects)
4. Dampak ini bersifat psikologis, seperti gangguan cara berkomunikasi, kebingungan, stres, dan berkurangnya kepekaan terhadap masalah keamanan kerja.
Berikut ini adalah beberapa tingkat kebisingan beberapa sumber suara yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk menilai tingkat keamanan kerja :
1. Percakapan biasa (45-60 dB)
2. Bor listrik (88-98 dB)
3. Suara anak ayam (di peternakan) (105 dB)
4. Gergaji mesin (110-115 dB)
5. Musik rock (metal) (115 dB)
6. Sirene ambulans (120 dB)
7. Teriakan awal seseorang yang menjerit kesakitan (140 dB)
8. Pesawat terbang jet (140 dB).

Sedangkan jenis industri, tempat kebisingan bisa menjadi sumber bahaya yang potensial bagi pekerja antara lain :
1. Industri perkayuan (wood working & wood processing)
2. Pekerjaan pemipaan (plumbing)
3. Pertambangan batu bara dan berbagai jenis pertambangan logam.
Catatan :
Lingkungan dengan tingkat kebisingan lebih besar dari 104 dB atau kondisi kerja yang mengakibatkan seorang karyawan harus menghadapi tingkat kebisingan lebih besar dari 85 dB selama lebih dari 8 jam tergolong sebagai high level of noise related risks.
Indikator adanya (potensi) gangguan kebisingan berisiko tinggi di antaranya :
1. Terdengarnya suara-suara dering/berfrekuensi tinggi di telinga.
2. Volume suara yang makin keras pada saat harus berbicara dengan orang lain.
3. ”Mengeraskan” sumber suara hingga tingkatan tertentu yang dianggap oleh
seseorang sebagai kebisingan. Implementasi prinsip-prinsip pengendalian bahaya untuk risiko yang disebabkan oleh kebisingan:

1. Penggantian (substitution)
• Mengganti mesin-mesin lama dengan mesin baru dengan tingkat kebisingan yang lebih rendah.
• Mengganti ”jenis proses” mesin (dengan tingkat kebisingan yang lebih rendah) dengan fungsi proses yang sama, contohnya pengelasan digunakan sebagai penggantian proses riveting.
Catatan :
• Pertimbangan-pertimbangan teknis, seperti ”welder qualification”, welding equipment, termasuk analisis kekuatan struktur harus benar-benar diperhatikan (recalculation).
• Selalu ada risiko-risiko baru yang berhubungan dengan pekerjaan baru (welding), misalnya: risiko karena adanya penggunaan tenaga listrik, panas (high temperature), dan radiasi cahaya. Karena itu perlu juga dikembangkan prosedur-prosedur baru (prinsip pengendalian administratif) untuk membantu proses minimisasi risiko kerja.
• Modifikasi ”tempat” mesin, seperti pemberian dudukan mesin dengan material-material yang memiliki koefisien redaman getaran lebih tinggi.
• Pemasangan peredam akustik (acoustic barrier) dalam ruang kerja.
2. Pemisahan (separation)
1) Pemisahan fisik (physical separation)
• Memindahkan mesin (sumber kebisingan) ke tempat yang lebih jauh dari pekerja.
2) Pemisahan waktu (time separation)
• Mengurangi lamanya waktu yang harus dialami oleh seorang pekerja untuk ”berhadapan” dengan kebisingan. Rotasi pekerjaan dan pengaturan jam kerja termasuk dua cara yang biasa digunakan.
3. Perlengkapan perlindungan personnel (personnel protective equipment/
PPE)
• Penggunaan earplug dan earmuffs
4. Pengendalian administratif (administrative controls)
• Larangan memasuki kawasan dengan tingkat kebisingan tinggi tanpa alat pengaman.
• Peringatan untuk terus mengenakan PPE selama berada di dalam tempat dengan tingkat kebisingan tinggi.
Ingat! Tidak ada jaminan bahwa semua tindakan terbebas dari risiko. Begitu sebuah risiko teridentifikasi, harus segera diambil tindakan penanggulangan.
3. Pencahayaan
Pencahayaan yang baik pada tempat kerja memungkinkan para pekerja melihat objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat. Selain itu pencahayaan yang memadai akan memberikan kesan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan. Sebaliknya, pencahayaan yang buruk dapat menimbulkan berbagai akibat, antara lain:

1. Kelelahan mata sehingga berkurang daya dan efisiensi kerja
2. Kelelahan mental
3. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala sekitar mata
4. Kerusakan penglihatan
5. Meningkatnya kecelakaan kerja.
Pencegahan kelelahan akibat pencahayaan yang kurang memadai dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:
1. Perbaikan kontras: dengan memilih latar penglihatan yang tepat.
2. Meninggikan penerangan: menambah jumlah dan meletakkan penerangan pada daerah kerja.
3. Pemindahan tenaga kerja: pekerja muda pada shift malam.
Beberapa kata kunci dalam upaya perbaikan pencahayaan di tempat kerja secara detil dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.
�� Optimalkan pencahayaan alami
1) Mengapa?
a) Cahaya alami adalah yang terbaik dan merupakan sumber cahaya yang murah, sehingga akan menghemat biaya.
b) Pemerataan cahaya dalam tempat kerja dapat ditingkatkan melalui cahaya alami, hal ini terbukti dapat meningkatkan efisisiensi dan kenyamanan pekerja.
c) Penggunaan cahaya alamiah merupakan gerakan ramah lingkungan.
2) Bagaimana caranya?
a) Bersihkan jendela dan pindahkan sekat yang menghalangi cahaya alamiah.
b) Ubah tempat kerja atau lokasi mesin agar dapat lebih banyak terkena cahaya alamiah.
c) Perluas atau pertinggi jendela agar makin banyak cahaya alamiah yang masuk.
d) Sendirikan saklar lampu pada tempat dekat jendela agar dapat dimatikan bila cahaya alamiahnya terang.
e) Pasang genteng transparan untuk menambah cahaya alamiah.
3) Petunjuk penting
a) Gabungkan cahaya alamiah dengan cahaya buatan untuk meningkatkan pencahayaan tempat kerja.
b) Cermatilah: jendela dan genteng kaca akan menyebabkan cuaca panas di musim panas, atau cuaca dingin di musim dingin.
c) Di musim panas cegah bukaan jendela dari sinar matahari langsung.

�� Gunakan warna cerah pada dinding dan langit-langit
1) Mengapa?
a) Perbedaan warna akan memberikan perbedaan pantulan. Pantulan terbesar pada warna putih (90%), terendah pada warna hitam.
b) Dinding dan langit-langit yang cerah akan menghemat energi karena dengan sedikit cahaya dapat meningkatkan penerangan kamar.
c) Dinding dan langit-langit yang cerah akan membuat ruangan menjadi nyaman, sehingga kondusif untuk bekerja efisien.
d) Permukaan warna cerah penting dalam pekerjaan teliti dan pemeriksaan
2) Bagaimana caranya?
a) Untuk mendapatkan pantulan sempurna gunakan warna paling cerah (misalnya putih = 80–90% pantulan) untuk langit-langit dan warna muda (50–85% pantulan) untuk dinding.
b) Hindari perbedaan kecerahan antara dinding dan langit-langit.
c) Jangan gunakan bahan/cat mengkilap agar tidak menyilaukan.
d) Atur agar langit-langit dan tata lampu dapat saling memantul sehingga pencahayaan makin merata.
3) Petunjuk penting
a) Bersihkan dinding dan langit-langit secara teratur, karena debu akan menyerap banyak cahaya.
b) Bagian atas lampu yang terbuka bukan hanya memberikan pantulan dari langit-langit, tetapi juga memberikan pencahayaan yang merata serta mencegah bertumpuknya kotoran.
c) Warna cerah dinding dan langit-langit membuat lingkungan kerja menjadi nyaman dan efektif.
�� Terangi lorong, tangga, turunan, dan lain-lain.
1) Mengapa?
a) Tempat gelap menyebabkan kecelakaan, apalagi pada pemindahan barang-barang.
b) Tangga, balik pintu dan gudang cenderung terlindung dan gelap karena tidak terjangkau sinar matahari, sehingga perlu perhatian pada daerah ini.
c) Penerangan yang memadai pada tempat-tempat ini akan mencegah kerusakan bahan dan produk.
2) Bagaimana caranya?
a) Bersihkan jendela dan pasang lampu.
b) Pindahkan sekat yang menghalangi sinar masuk.
c) Pindahkan lampu agar makin terang.

d) Usahakan cahaya alamiah dengan membuka pintu atau memasang jendela dan genteng kaca.
e) Tempatkan saklar dekat pintu masuk/keluar lorong dan tangga.
f) Gunakan warna cerah pada tangga agar nampak jelas.
3) Petunjuk penting
a) Tata lampu adalah bagian penting dalam pemeriksaan berkala dan program pemeliharaan.
b) Penerangan pada lorong, tangga dan gudang boleh jadi kurang daripada di ruang produksi, tetapi hal ini penting bagi keselamatan transportasi dan perpindahan orang/barang.
c) Pasang saklar otomatis bila tangga, lorong dan gudang digunakan secara teratur, atau jika tiba-tiba mati dapat menimbulkan kecelakaan.
d) Penerangan yang baik pada lorong dan tangga mencegah kecelakaan pekerja dan tamu, mengurangi kerusakan produk dan meningkatkan citra perusahaan.
�� Pencahayaan merata mengurangi perubahan cahaya
1) Mengapa?
a) Perubahan pandangan dari terang ke gelap memerlukan adaptasi mata dan membutuhkan waktu serta menimbulkan kelelahan.
b) Bekerja menjadi lebih nyaman dan efisien pada ruangan dengan variasi penerangan kecil.
c) Penting untuk mencegah kelap-kelip, karena melelahkan mata.
d) Bayangan pada permukaan benda kerja menyebabkan hasil kerja buruk, produktivitas rendah, gangguan & kelelahan mata, dan kecelakaan.
2) Bagaimana caranya?
a) Hilangkan kap, karena tidak ekonomis dan mengurangi terangnya ruang kerja.
b) Pertimbangkan untuk mengubah ketinggian lampu dan menambah penerangan utama agar ruang makin terang.
c) Gunakan cahaya alamiah.
d) Kurangi zone bayangan dengan pemasangan lampu, pantulan dinding serta perbaikan layout ruang kerja.
e) Hindari cahaya bergetar dengan menukar neon dengan lampu pijar.
�� Penerangan yang memadai menjadikan pekerjaan efisien dan aman sepanjang waktu
1) Mengapa?
a) Penerangan memadai meningkatkan kenyamanan pekerja dan ruang kerja.
b) Penerangan memadai mengurangi kesalahan dan kecelakaan.
c) Penerangan yang memadai dan pas akan membantu pekerja mengawasi benda kerja secara cepat dan rinci sesuai tuntutan tugas.
2) Bagaimana caranya?
a) Kombinasikan cahaya alamiah dan cahaya buatan.
b) Pemasangan lampu mempertimbangkan kebutuhan pekerjaan.
c) Ubah posisi lampu dan arah cahaya agar jatuh pada objek kerja.
d) Pertimbangkan umur pekerja, yang tua perlu penerangan lebih besar.
e) Penerangan diatur agar lebih mudah mengamati objek.
3) Petunjuk lain
a) Rawatlah tata lampu secara rutin, bersihkan lampu, reflektor, jendela, dinding, sekat, dan sebagainya.
b) Warna dinding yang cerah memantulkan lebih banyak cahaya dan memperbaiki atmosfer ruang kerja.
c) Periksalah kesehatan mata pekerja > 40 tahun, karena biasanya merekaberkaca mata.
d) Usahakan penerangan yang baik dan memadai secara murah, banyak cara untuk mencapai hal itu.
�� Pasang penerangan lokal untuk pekerjaan penelitian dan pemeriksaan
1) Mengapa?
a) Dibanding dengan pekerjaan produksi dan kantor, pekerjaan presisi dan pemeriksaan memerlukan lebih banyak penerangan.
b) Penerangan lokal yang memadai akan meningkatkan keselamatan dan efisiensi.
c) Kombinasi penerangan utama dan lokal akan diperoreh penerangan memadai dan mengurangi gangguan akibat adanya bayangan.
2) Bagaimana caranya?
a) Pasang penerangan lokal dekat dan di atas pekerjaan teliti dan pemeriksaan.
b) Usahakan penerangan lokal mudah dipindah-pindahkan sesuai kebutuhan, mudah dibersihkan, dan dirawat.

c) Gunakan neon untuk pekerjaan warna yang cermat.
d) Pastikan kombinasi cahaya alamiah dan buatan memberikan kontras antara benda kerja dan bidang latar.
3) Petunjuk penting
a) Pastikan penerangan lokal tidak mengganggu pandangan pekerja.
b) Pada mesin yang bergetar, pasang lampu pada batang yang tegar.
c) Gunakan kap agar tidak menyilaukan.
d) Lampu pijar timbulkan panas, hindari ini dengan memasang lampu TL.
e) Pemasangan lampu lokal yang tepat menghemat energi dan sangat efektif.
�� Pindahkan sumber cahaya atau pasang tabir untuk mengurangi silau
1) Mengapa?
a) Silau langsung atau pantulan mengurangi daya lihat orang.
b) Silau menyebabkan tidak nyaman dan kelelahan mata.
c) Banyak cara mengurangi silau.
2) Bagaimana caranya?
a) Pasang panel display atau layar.
b) Jangan pakai lampu telanjang (pakailah kap).
c) Pindahlan lampu di atas kepala atau naikkan.
d) Kurangi silau dari jendela dengan sekat, tabir, tirai, dsb.
e) Pasang lampu lokal.
f) Ubah arah pencahayaan.
3) Petunjuk lain
a) Ganti kaca jendela dari bening ke buram.
b) Lampu lokal dipasang sedekat mungkin dengan benda kerja.
�� Pindahkan benda mengkilap agar tidak menyilaukan
1) Mengapa?
a) Silau tidak langsung sama dengan silau langsung dapat mengurangi daya lihat tenaga kerja.
b) Membuat kurang nyaman dan kelelahan mata.
2) Bagaimana caranya?
a) Kurangi pantulan dari permukaan mengkilap atau pindahkan letaknya.
b) Gunakan penutup pada benda mengkilap.

c) Kurangi nyala lampu.
d) Buat latar yang terang di belakang benda kerja.
3) Petunjuk lain
a) Pekerja tua lebih sensitif terhadap silau, sehingga perlu penerangan yang baik.
b) Coba berbagai posisi agar diperoleh pencahayaan yang baik.
c) Pantulan menyilaukan membuat mata lelah dan menurunkan kinerja,
hindarilah hal tersebut.
�� Bersihkan jendela dan pelihara sumber penerangan
1) Mengapa?
a) Penerangan yang kotor dan tidak terpelihara akan mengurangi pencahayaan.
b) Pemeliharaan dan kebersihan akan menghemat energi.
c) Pemeliharaan akan menambah umur bola lampu.
2) Bagaimana caranya?
a) Bersihkan secara teratur.
b) Petugas memadai dalam hal alat dan keterampilan.
c) Rencanakan program pemeliharaan sebagai program terpadu.
d) Sedapat mungkin gunakan lampu yang kapnya terbuka agar debu tidak menumpuk.
4. Pengendalian Bahaya Pencemaran Udara/Polusi
Pengendalian bahaya akibat pencemarann udara atau kondisi udara yang kurang nyaman dapat dilakukan antara lain dengan pembuatan ventilasi yang memadai. Ventilasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:
1. Ventilasi umum : pengeluaran udara terkontaminasi dari suatu ruang kerja melalui suatu bukaan pada dinding bangunan dan pemasukan udara segar melalui bukaan lain atau kebalikannya. Disebut juga sebagai ventilasi pengenceran.
2. Ventilasi pengeluaran setempat : pengisapan dan pengeluaran kontaminan secara
serentak dari sumber pancaran sebelum kontaminan tersebar ke seluruh ruangan.
3. Ventilasi penurunan panas: perlakuan udara dengan pengendalian suhu, kelembaban, kecepatan aliran dan distribusi untuk mengurangi beban panas yang diderita pekerja.
Maksud dibuatnya sistem ventilasi
1. Menurunkan kadar kontaminan dalam lingkungan kerja sampai pada tingkat yang tidak membahayakan kesehatan pekerja yaitu di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) sehingga terhindar dari keracunan.
2. Menurunkan kadar yang tidak menimbulkan kebakaran atau peledakan yaitu di bawah Batas Ledak Terendah (BLT) atau Lower Explosive Limit (LEL).
3. Memberikan penyegaran udara agar diperoleh kenyamanan dengan menurunkan tekanan panas.
4. Meningkatkan ketahanan fisik dan daya kerja pekerja.
5. Mencegah kerugian ekonomi karena kerusakan mesin oleh korosi, peledakan, kebakaran, hilang waktu kerja karena sakit dan kecelakaan, dan sebagainya. Adapun cara membuat sistem ventilasi terdiri dari:
1. Secara alamiah di mana aliran atau pergantian udara terjadi karena kekuatan alami. Terjadi karena perbedaan tekanan udara sehingga timbul angin, atau perbedaan suhu yang mengakibatkan beda kerapatan udara antara bangunan dengan sekelilingnya.

2. Secara mekanis melalui:
1) Aliran atau pergantian udara terjadi karena kekuatan mekanis seperti kipas, blower dan ventilasi atap.
2) Kipas angin dipasang di dinding, jendela, atau atap.
3) Kipas angin berfungsi mengisap atau mengeluarkan kontaminan, tetapi juga dapat memasukkan udara. Untuk mendapatkan ventilasi udara ruang kerja yang baik perlu dicermati beberapa kata kunci sebagai berikut:
1. Pasang sistem pengeluaran udara kotor yang efisien dan aman. Udara kotor menjadi penyebab gangguan kesehatan sehingga mengarah pada kecelakaan kerja. Selain itu, juga menyebabkan kelelahan, sakit kepala, pusing, iritasi mata dan tenggorokan, sehingga terjadi inefisiensi.
2. Optimalkan penggunaan ventilasi alamiah agar udara ruang kerja nyaman. Udara segar dapat menghilangkan udara panas dan polusi.
3. Optimalkan sistem ventilasi untuk menjamin kualitas udara ruang kerja. Aliran udara yang baik pada tempat kerja sangat penting untuk mencapai kerja produktif dan sehat. Ventilasi yang baik dapat membantu mengendalikan dan mencegah akumulasi panas.
5. Alat Perlindungan Diri
Secara teknis bagian tubuh manusia yang harus dilindungi sewaktu bekerja yaitu kepala dan wajah, mata, telinga, tangan, badan dan kaki. Untuk itu, penggunaan alat perlindungan diri pekerja sangat penting, umumnya berupa:
✔ Pelindung kepala dan wajah (Head & Face protection)
✔ Pelindung mata (Eyes protection)
✔ Pelindung telinga (Hearing protection)
✔ Pelindung alat pernafasan (Respiratory protection)
✔ Pelindung tangan (Hand protection)
✔ Pelindung kaki (Foot protection)
Kata kunci untuk pengaturan APD (Alat Perlindungan Diri)
1. Upayakan perawatan/kebersihan tempat ganti, cuci dan kakus agar terjamin kesehatan.
2. Sediakan tempat makan dan istirahat yang layak agar unjuk kerja baik.
3. Perbaiki fasilitas kesejahteraan bersama pekerja.
4. Sediakan ruang pertemuan dan pelatihan.
5. Buat petunjuk dan peringatan yang jelas.
6. Sediakan APD secara memadai.

7. Pilihlah APD terbaik jika risiko bahaya tidak dieliminasi dengan alat lain.
8. Pastikan penggunaan APD melalui petunjuk yang lengkap, penyesuaian dan latihan.
9. Yakinkan bahwa penggunaan APD sangat diperlukan.
10. Yakinkan bahwa penggunaan APD dapat diterima oleh pekerja.
11. Sediakan layanan untuk pembersihan dan perbaikan APD secara teratur.
12. Sediakan tempat penyimpanan APD yang memadai.
13. Pantau tanggung jawab atas kebersihan dan pengelolaan ruang kerja.
6. Penanganan dan Penyimpanan Bahan
1. Tandai dan perjelas rute transport barang.
2. Pintu dan gang harus cukup lebar untuk arus dua arah.
3. Permukaan jalan rata, tidak licin dan tanpa rintangan.
4. Kemiringan tanjakan 5 – 8%, anak tangga yang rapat.
5. Perbaiki layout tempat kerja.
6. Gunakan kereta beroda untuk pindahkan barang.
7. Gunakan rak penyimpanan yang dapat bergerak/mobil.
8. Gunakan rak bertingkat di dekat tempat kerja.
9. Gunakan alat pengangkat.
10. Gunakan konveyor atau kerek.
11. Bagi dalam bagian kecil-kecil.
12. Gunakan pegangan.
13. Hilangkan atau kurangi perbedaan ketinggian permukaan.
14. Pemindahan horizontal lebih baik dengan mendorong atau menarik daripada mengangkat atau menurunkan.
15. Kurangi pekerjaan yang dilakukan dengan cara membungkuk atau memutar badan.
16. Rapatkan beban ke tubuh sewaktu membawa barang.
17. Naik atau turunkan barang secara perlahan di depan badan tanpa membungkuk dan memutar tubuh.
18. Dipikul supaya seimbang.
19. Kombinasikan pekerjaan angkat berat dengan tugas fisik ringan.
20. Penempatan sampah.
21. Tandai dengan jelas dan bebaskan jalan keluar darurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar