Sabtu, 26 Desember 2009

TUPOKSI GURU


TUPOKSI ( TUGAS POKOK DAN FUNGSI ) GURU

1. Datang ke sekolah 15 menit sebelum kegiatan proses pembelajaran di mulai
2. Menandatangani absensi guru yang telah disediakan di ruang guru / piket
3. Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan
4. Membuat Program Semester / Tahunan
5. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau job sheet bagi guru produktif.
6. Melaksanakan kegiatan proses pembelajaran untuk teori di ruang kelas (teori), untuk praktek di bengkel Jurusan masing-masing, Lab Komputer
7. Mengabsen siswa setiap tatap muka proses pembelajaran
8. Melaksanakan Evaluasi (test), memeriksanya dan membagikan hasilnya kepada siswa / ditempel di papan pengumuman.
9. Mengadakan remedial bagi siswa yang belum mencapai batas kelulusan dan memberikan kesempatan bagi siswa yang telah lulus.
10. Melaksanakan pembinaan bagi siswa yang tidak hadir.
11. Memberi nilai antara 10 - 100, contoh :70, 65, 84 dst.
12. Melaksanakan tugas kepanitiaan, mengawas PUTS, PUAS, Uji Kompetensi, Praktek, UAS dan UN sesuai dengan surat tugas.
13. Memeriksa hasil PUTS, PUAS, nilainya dipublikasikan kepada siswa, dan dilaporkan kepada Kepala Sekolah melalui Waka. Kurikulum
14. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai pihak.
15. Tidak boleh meninggalkan ruang kelas, bengkel, lab komputer pada saat siswa sedang belajar.
16. Tidak boleh menggeser jam pelajaran tanpa seizin Kepala Sekolah.
17. Untuk yang mengajar sampai jam ke 7 – 8 :
a. Shift Pagi boleh pulang pukul 12.30 WIB
b. Shift Siang boleh pulang pukul 17.15 WIB
18. Buku daftar hadir / nilai setiap akhir semester / tahun dikumpulkan kepada Waka / Staff Kurikulum.
19. Mengikuti MGMD, Penataran, seminar sesuai dengan surat tugasnya.
20. Mengikuti rapat yang dilaksanakan oleh sekolah.
21. Mengikuti upacara setiap hari Senin yang dilaksanakan oleh sekolahy sesuai jadwal.
22. Mengikuti upacara dan kegiatan-kegiatan Hari Besar Nasional sesuai dengan surat tugas.
23. Melakukan tugasnya sebagai wali kelas sesuai dengan surat tugas.
24. Melaksanakan tugas lain, sesuai dengan surat tugas.

Sukatani, 12 Juli 2009
Kepala SMK YPB



Drs. Bambang Siswandono
NIP. 131 862 194

Jumat, 25 Desember 2009

Save Earth (Gunung Parang Sukatani)


Gunung parang terletak di kecamatan sukatani desa panyindangan kabupaten purwakarta. Gunung ini dengan gagah akan terlihat dari daerah sukatani tinggi menjulang. photo ini diambil dari dekat smpn 2 sukatani. Bagi pecinta lingkungan marilah kita lestarikan gunung ini dan jadikan asset purwakarta




Ini adalah sungai citengah yang terletak di kota sumedang

Jumat, 16 Oktober 2009

Silsilah Bani Abdulah Rancah

Silsilah Bani Abdullah Rancah
Anak-anak dari Bapak H Abdullah:
1. Bapak H Karim
2. Bapak Mad Nasan
3. Ibu Parmi
4. Bapa Mad Raup
5. Ibu Isah
6. Ibu Emung
7. Ibu Sutami
8. Bapak H A. Sobandi
Cucu-cucunya :
a. Bapak H Karim: - Bp Awing Mahwi (H Muksin)
b. Bapak Madnasan : - Bp Aja Suarja
- Ibu Mimin Aminah
- BpH A. Subita
- Ibu Rukoyah

c. Ibu Parmi : - Bp A. Bakri
- Ibu Mumun
- Ibu Yaya
- Ibu Cicih

d. Bapak Madraup: - Ibu Siti Ru’yat
- Bp AS. Hidayat
- Bp H.O. Komar

e. Ibu Isah : - Bp Emed
- Ibu Ijah
- Ibu Ecoh
- Bp Hasan
- Bp Memed
- Bp Oman
- Ibu Siti
- Bp Harun

f. Ibu Emung : Henteu puputra

g. Ibu Sutami : - Bp Engkos
- Bp Uned
- Bp Memed
- Bp A. Rojak
- Bp Ma’mun
- Ibu Anah
- Bp Cece
- Ibu Edeh

h. Bapak H.A. Sobandi: - Ibu Juariyah
- D. Apandi
- Bp H. Anwar S
- Ibu Aah (Siti Mamnuah)
- Bp A Badru

Rabu, 09 September 2009

NASIHAT IMAM GHAZALI





NASIHAT IMAM GHAZALI



Ada empat hal yang menguatkan baan: memakan daging,
mencium bnau-bauan, memperbanyak mandi dari yang bukan
bersetubuh, dan memakai kain katun.
Ada pula empat hal yang melemahkan badan: banyak
bersetubuh, banyak berduka cita, banyak minum air tanpa
maka sesuatu, dan terlalu banyak makanan yang masam.
Dan ada pula empat hal yang menguatkan penglihatan: duduk
kearah kiblat, bercelak ketika tidur, memandang kepada yang hijau
dan membersihkan pakaian.
Tapi ada empat pula yang melemahkan penglihatan: memandang
pada yang jijik, memandang pada yang dipancung, memandang
kemaluan wanita, dan duduk membelakangi kiblat

©©©©©©©

Tidur pun ada empat macam: tidur di atas kuduk, yaitu tidur
para nabi as yang mana mereka itu bertafakur tentang kejadian
langit dan bumi; tidur di atas lambung kanan, yaitu tidur para
ulama dan ‘abid (ahli ibadah); tidur di atas lambung kiri, yaitu tidur
raja-raja, untuk menghancurkan makanan yang mereka makan;
dan terakhir tidur menelungkup, yaitu tidurnya setan-setan.

©©©©©©©

Ada empat hal yang akan menambah kecerdasan akal:
meninggalkan perkataan yang tidak perlu, bersugi,
duduk-duduk dengan orang saleh dan dengan para ulama.
Lalu ada lagi empat hal yang termasuk ibadat: tidak melangkah
dengan suatu langkah melainkan dengan berwudhu lebih dahulu,
memperbanyak sujud (shalat), membiasakan diri di masjid,
dan terakhir memperbanyak baca Al Qur’an.

NASIHAT IMAM GHAZALI

Ada empat hal yang menguatkan baan: memakan daging,
mencium bnau-bauan, memperbanyak mandi dari yang bukan
bersetubuh, dan memakai kain katun.
Ada pula empat hal yang melemahkan badan: banyak
bersetubuh, banyak berduka cita, banyak minum air tanpa
maka sesuatu, dan terlalu banyak makanan yang masam.
Dan ada pula empat hal yang menguatkan penglihatan: duduk
kearah kiblat, bercelak ketika tidur, memandang kepada yang hijau
dan membersihkan pakaian.
Tapi ada empat pula yang melemahkan penglihatan: memandang
pada yang jijik, memandang pada yang dipancung, memandang
kemaluan wanita, dan duduk membelakangi kiblat

©©©©©©©

Tidur pun ada empat macam: tidur di atas kuduk, yaitu tidur
para nabi as yang mana mereka itu bertafakur tentang kejadian
langit dan bumi; tidur di atas lambung kanan, yaitu tidur para
ulama dan ‘abid (ahli ibadah); tidur di atas lambung kiri, yaitu tidur
raja-raja, untuk menghancurkan makanan yang mereka makan;
dan terakhir tidur menelungkup, yaitu tidurnya setan-setan.

©©©©©©©
Ada empat hal yang akan menambah kecerdasan akal:
meninggalkan perkataan yang tidak perlu, bersugi,
duduk-duduk dengan orang saleh dan dengan para ulama.
Lalu ada lagi empat hal yang termasuk ibadat: tidak melangkah
dengan suatu langkah melainkan dengan berwudhu lebih dahulu,
memperbanyak sujud (shalat), membiasakan diri di masjid,
dan terakhir memperbanyak baca Al Qur’an.

MUKZIJAT AL QUR'AN

Mukjizat Al Qur’an
Tentang Pendengaran dan Penglihatan

“…….Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya,”Al Isra (17) ayat 36.
Makalah Prof.Sadeq Hilali yang berjudul The Miracles in the Verses of Hearing and Vision in The Holy Quran diterjemahkan oleh Maskanul Hakim.
Dipetik dari majalah Panggilan Adzan edisi April 1990.

Kata “mendengar” (sama’), kata turunannya, dan bentuknya disebut 227 kali di dalam Al Quran. Kata “melihat/memandang”, kata turunannya, dan bentuknya disebut hanya 148 kali. Dimana-mana di dalam Al Quran, kata mendengar berarti pengideraan, persepsi pembicaraan, dan informasi yang berhubungan dengan pendengaran. Di sisi lain, memandang bukan selalu bermakna melihat cahaya, gambar, objek. Kecuali pada 88 ayat saja. Dalam beberapa hal, itu berarti pertimbangan, pemikiran mental dan rasional tentang alam semesta, penciptaan , dan apa yang dilihat seseorang.
Kedua kata itu dating bersamaan pada 38 ayat, diantaranya :
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” As Sajadah (32) : 9.
“Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur.” Al Mu’minuun (23) : 78.
“.. dan kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tak berguna sedikit juapun bagi mereka….” Al Ahqaaf (46) : 26.
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” An Nahl (16) : 78.
“Katakanlah : Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.” Al Mulk (67) : 23.
“Katakanlah : Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran, penglihatan dan siapakah yang mengeluarkan hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab :Allah”. Maka katakanlah : mengapa kamu tidak bertaqwa kepada-Nya?” Yunus (10) : 31.
“…..Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihatnya.” Hud (11) : 20.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” Al Insaan (76) : 2.
Kata “tuli” juga diturunkan dalam hubungannya dengan “buta” pada 8 ayat. Dalam beberapa kesempatan kata “tuli” disebutkan sebelum kata “buta”.
“Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka dan dibutakanNya penglihatan mereka.” Muhammad (47) : 23.
“…..Mereka tuli, bisu, dan buta, maka oleh sebab itu mereka tidak mengerti.” Al Baqarah (2) : 171.
“Mereka tuli, bisu, dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).” Al Baqarah (2) : 18.
“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta.” Al Furqan (25) : 73.
“…….Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka……” Fussilat (41) : 44.
Cukup jelas pada semua ayat ini bahwa “mendengar” tanpa kecuali. Karenanya, masih perlukah mempertanyakan arti dan urutan itu? Tampaknya sulit untuk menjawab pertanyaan ini, jika mengingat pengetahuan modern tentang kedua indera tersebut. Fakta anatomi dan fisiologi yang telah umum diketahui adalah bahwa setiap syaraf optika (penglihatan) berisi lebih dari satu juta serabut syaraf, sedang syaraf auditoris (pendengaran) hanya membawa 30.000 serabut syaraf. Lagi pula, secara fisiologis diketahui bahwa kira-kira sepertiga dari syaraf pengindera tubuh adalah syaraf penglihatan dan membawa sekitar 70 persen dari semua masukan kepada tubuh. Sedangkan masukan yang berkenaan dengan pendengaran hanya 12 persen. Lalu mengapa pendengaran lebih didahulukan dari pada penglihatan, seperti terdapat di semua ayat di atas? “Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Al Mu’min (40) : 20.
Harus ada alasan yang membenarkannya, yang cukup jelas bagi kita. Tetapi apabila kita mempertimbangkan beberapa fakta ilmiah yang diketahui dalam embriologi, fisiologi, dan ilmu pengobatan, kita akan dapatkan sebuah jalan untuk menjawab pertanyaan ini. Bukti itu juga akan membawa kita kepada keajaiban ayat-ayat tersebut.

Perkembangan Mata dan Telinga

Alat Pendengaran dan penglihatan berkembang hampir bersamaan pada tahap-tahap awal ketika manusia masih berupa embrio. Plakoda Optik cikal bakal telinga muncul pada akhir minggu ketiga. Kemudian Plakoda Optik – cikal bakal mata – menyusul pada minggu keempat.
Telinga-dalam tumbuh dari plakoda optic ini. Rumah siput muncul pada minggu keempat dan tumbuh membujur, membentuk dua setengah lingkaran. Kemudian ian menjadi rumah siput sempurna yang bermembran dalam minggu ke-8. Lalu ia terbungkus dalam sebuah tulang muda utuh, dan mendekati ukuran telinga bayi normal dalam minggu ke-18. Penulangan rumah siput selesai pada minggu ke-21 ketika alat Corti tumbuh kedalamnya. Sel-sel rambut yang dikelilingi ujung-ujung syaraf menjadi jelas pada tahapini. Maka telinga-dalam telah tumbuh dan sempurna seperti ukutan normalnya an mampu melaksanakan fungsi pendengaran diakhir bulan ke-5 kehidupan embrio.
Telinga-dalam pada tahap ini menerima semua rangsangan suara dan mengirimnya ke pusat-pusat pendengaran otak untuk melakukan tanggapan , bahwa tanpa memerlukan telinga-tengah maupun luar. Dua bagian ini berkembang pada minggu ke 10 sampai ke-20, kemudian menyatu dengan telinga-dalam . Daun telinga beranjak sempurna pada minggu ke-32.
Disi lain, lapisan retina pada mata belum sempurna sapai minggu ke-25. Serabut syarafnya tidak bersumsum sehingga kurang begitu berfungsi dalam menghantarkan informasi yang tertangkap mata. Hal itu terjadi sampai minggu ke-10 sesudah kelahiran.
Tampak bahwa telingan-dalam telah sempurna dan mampu menerima rangsangan suara mulai bulan ke-5, ketika mata belum terbuka dan retinanya belum berkembang hingga bula ke-7. Bahkan sampai taraf ini syaraf optic belum bersumsum sepenuhnya.
Lebih jauh lagi, mata tak dapat melihat didalam kandungan yang gelap. Tetapi telinga dapat mendengar suara karena isi kandungan adalah penghantar suara yang baik.

Pendengaran dan Penglihatan di dalam Kandungan
Banyak kenyataan menunjukkan bahwa telinga-dalam dapat menerima rangsangan suara mulai bulan ke-5, dan janin mampu mendengar denyut jantung dan gerak usus ibunya. Rangsangan itu menjalar melalui saluran pendengaran dan mengenal lapisan luar otak. Ini merupakan bukti nyata bahwa janin memang mendengar sejak minggu ke-5 kehidupan di dalam kandungan. Tidak ada gelombang semacam itu yang direkam dalam saluran penglihatan, sampai bayi dilahirkan.
Perlu diketahui bahwa gelombang suara mencapai telinga-dalam melalui dua jalur. Jalur pertama melalui telinga-luar dan tengah yang penuh udara. Jalur kedua melalui tulang tengkorak. Tulang-tulang memang merupakan penghantar suara yang baik. Begitu pula cairan yang mengisi telinga-luar dan telinga-tengah janin.
Anda barangkali ingat, selama berenang kita mudah mendengar suara walaupun telingan kita penuh dengan air. Karenanya, janin dapat mendenar suara yang mengalir ke arah teling-dalamnya, baik melalui tulang muda tengkorak, maupun melalui cairan yang mengisi telinga-dalam dan luar. Di sisi lain, janin tidak dapat melihat sama sekali, bukan hanya karena gelapnya kehidupoan di dalam kandungan, tetapi juga karena matanya tertutup. Pertumbuhan retinyanya belum belum sempurna dan pengisian sumsum belum selesai.

Setelah Kelahiran
Sesudah bayi lahir, sisa-sisa cairan dan selaput pembungkus (epithelial) yang mengisi telinga-tengah dan telinga-luar bayi yang baru dilahirkan mongering habis dalam beberapa hari. Sesudah itu bayi mulai mendengar suara-suara yang disampaikan melalui udara secara normal dan jelas. Yang menarik, manusia ternyata satu-satunya mahluk yang mampu mendengar suara ketika ia masih berada di dalam rahim. Sementara, semua hewan baru bisa mendengar beberapa waktu setelah mereka dilahirkan.
Manusia mulai mendengar dejak 16 minggu lebih sebelum ia dilahirkan. Babi Guinea mulai 5-6 jam setelah dilahirkan, kucing 5-6 hari, kelinci 7 hari, anjing 10 hari, cerpelai (mink) 30 hari, dan tupai 50 hari.
Indera penglihatan sangat lemah pada bayi yang baru lahir dan hamper-hampir tak berfungsi sama sekali. Ia sulit membedakan cahaya dari gelap, atau hanya mampu melihat gambar buram. Matanya bergerak tanpa mampu memusatkan pada suatu objek. Pada bulan ketiga ia mulai mengenali bentuk ibunya atau botol susunya dan mengikuti gerakan dengan matanya. Mencapai bulan ke-6 ia mulai mengenali wajah-wajah orang di sekelilingnya. Tapi pada umur ini ia masih susah melihat. Penglihatannya terus berkembang dan tumbuh hingga ia berumur sepuluh tahun.

Perkembangan Daerah
Penglihatan dan Pendengaran
Daerah pendengaran berkembang sebelum daerah penglihatan. Si janin mendapat rangsangan suara pada permulaan minggu ke-5 di dalam kandungan. Rangsangan suara itu mendengarkan pertumbuhan bentuk dan kegunaan daerah-daerah pendengaran selama masa paroh-kedua kehidupan didalam kandungan. Sementara daerah-daerah penglihatan kortis tidak menerima rangsangan sama sekali pada tahap ini. Karena itu ia berkembang. Ada sebuah prinsip mengatakan : jika ada rangsangan tertentu yang menyentuh pusat-pusat syaraf, maka ia akan menggerakan pertumbuhan dan perkembangannya. Karenanya, pusat-pusat pendengaran mulai tumbuh dan matang amat awal, yaitu pada bulan kelima kehidupan dalam kandungan, ketika penglihatan belum terangsang.
Dengan alas an inilah bayi yang baru lahir mulai mempelajari informasi suara secara lebih mudah daripada informasi penglihatan. Ia mempelajari informasi suara dan mengerti artinya secara lebih cepat dan lancer. Bayi mampu mendengar lagu-lagu lebih baik daripada lukisan dan gambar-gambar. Bayi “mampu menggumamkan“lagu-lagu, tapi tidak dapat “menggambar ulang” apa yang ia lihat. Kesemuanya ini disebabkan daerah pendengaran kortis telah berkembang sebelum daerah-daerah pandangan. “….agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.” Al Haqq (69) : 12.

Memahami Bahasa
Ada daerah tertentu pada lapisan luar otak (cerebral cortex) yang berkembang lebih dekat kepada daerah pendengaran. Daerah itu disebut daerah penafsiran bahasa. Disitulah bayi mencoba memahami suara-suara yang ia dengar. Kedua daerah itu lebih sering berhubungan daripada yang dilakukan daerah penglihatan. Daerah penglihatan memang membantu pemahaman melalui proses membaca dan menulis, namun karena bayi lebih sering dan lebih dahulu mendengar daripada membaca ataupun menulis, maka daerah pendengaran berkembang dan matang lebih dahulu.
Nah, apa kesimpulannya? Yang pertama, system pendengaran janin berkembang dan matang lebih awal dari pada system penglihatan. Sistem pendengaran bayi berusia lima bulan mencapai ukuran normal. Tetapi system penglihatan baru benar-benar-benar melihat ketika anak berusia 10 tahun. Kedua, janin sudah mampu mendengar suara-suara ketika ia masih didalam rahim ibunya. Namun ia belum mampu menggambarkan cahaya yang ia tangkap , sampai akhirnya ia dilahirkan. Dan ketiga, system pendengaran dan pusatnya berkembang dan matang lebih jauh sebelum system penglihatan dan pusatnya mencapai tingkat yang sama.
Mari kita lihat kembali ayat-ayat sebelumnya, yaitu As Sajadah ayat 9, Al Mu’minun ayat 78, Al Ahqaf ayat 26 An Nahl ayat 78, Al Mulk ayat 23, Yunus ayat 31, Al Insan ayat 2, dan AnNahl ayat 108. Semua ayat ini merujuk kepada penciptaan dan perkembangan manusia. Di dalamnya tanpa terkecuali “pendengaran” ditulis mendahului “penglihatan”. Ini bukanlah kebetulan belaka dan tanpa maksud tertentu, namun baru kita sadari belakangan ini. Yakni setelah ada penelitian terhadap fakta-fakta ilmiah yang membuktikan keajaiban ayat-ayat ini.
Kita tengok ayat-ayat yang lain didalamnya “mendengar” dan “melihat” datang bersamaan.
“….mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun”. Maryam (19) : 42.
“….Mereka selalu tidak dapat mendengar kebenaran dan mereka selalu tidak dapat melihatnya.” Hud (11) : 20.
“…..Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” Al Isra (17) : 36.
“Katakanlah : Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu…” Al An’am (6) : 46.
“Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu….. Fussilat (41) : 22.
“……jikalaulah Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka …….” Al Baqarah (2) : 20.
“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka…” Fussilat (41) ; 20.
Dalam ayat-ayat in Allah merujuk kepada kedua inderaitu. Karena :mendengar” telah berkembang dan matang sebelum “melihat”, lebih penting untuk belajar dan mengajar serta lebih menetap dalam ingatan anak kecil, Allah mendahulukan penempatan kata pendengaran.
Ada beberapa aspek lain yang mendahulukan pendengaran. Cobalah anda amati seseorang yang barangkat tidur. Kemampuannya melihat akan menghilang lebih dahulu, baru kemudian kemampuannya mendengar. Begitu pula ketika permulaan anastesia (pembiusan), sekarat, hypoxia (seperti yang terjadi ketika mendaki gunung atau terbang sangat tinggi), dan anemia cerebral (seperti yang terjadi ketika orang berpuasa mengisi perut secara cepat dari posisi berbaring). Dalam semua kasus ini pendengaran menghilang sesudah penglihatan.
Percepatan yang dialami para pilot atau antriksawan selama kenaikan secara cepat (biasa disebut istilah “G positif”), juga mempengaruhi penglihatan dan menyebabkan pandangan menjadi buram. Lalu diikuti dengan kehilangan pandangan total. Sedangkan indera pendengaran tidak menghilang seluruhnya, bahkan hanya sedikit saja. Karenanya, pilot tetap dalam kontak dengan station darat meskipun pandangannya terhalang.
Manusia mampu mendengar suara yang dating kea rah telinganya dari semua arah dan ketinggian. Luas bidang pendengarannya mencapai 360 derajat. Bila ia menempatkan kepalanya pada satu bidang, pandangan horizontalnya mencapai 180 derajat saja dan vertikalnya hanya 145 derajat. Bidang penglihatannya terhadap warna-warna jauh lebih sempit. Alur cahaya berjalan dalam garis-garis lurus, tidak beredar ke sudut-sudut dan tidak mampu menembus zat-zat yang buram (opaque). Sementara suara dapat mengalir melalui semua arah, mampu beredar ke sudut-sudut melalui berbagai cairan dan penghantar yang paat. Suara juga dapat menembus dinding.
Penting untuk dicatat bahwa indera pendengaran tiap telinga diwakili hamper secara sama pada dua sisi otak. Apabila satu sisi otak mengalami kerusakan, sang pasien tidak kehilangan pendengarannya pada salah satu telingannya. Sedangkan separuh penglihatan dari mata kiri dan kanan terwakili pada masing-masing separuh otak. Bila satu sisi otak terkena penyakit, maka kedua mata kiri separuhnya, dan pada mata kanan separuhnya.
Andapun mungkin sudah mengerti, bahwa bayi yang lahir dalam keadaan tuli akan tetap bisu. Ia tak akan mampu belajar berbicara. Sedangkan bayi yang lahir dalam keadaan buta dapat belajar berbicara dengan mudah. Barangkali karena ini pula kebisuan dikaitkan dengan ketulian dalam Al Qur’an. Beberapa ayat menunjukkan hal itu. Misalnya dalam Al Baqarah (2) ayat 18 : “Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),” dan ayat 171 surat yang sama : “…..Mereka tuli, bisu dan buta, maka oleh sebab itu mereka tidak mengerti.”
Pada bayi yang terlahir tunanetra daerah-daerah visual kortis mengambil alih beberapa fungsi gabungan. Karenanya, terjadi penyatuan pada daerah-daerah tersebut, yang menaikkan bagian-bagian ingatan, pikiran, dan intelegensia otak. Namun hingga kini belum diketahui mengapa daerah-daerah pendengaran bayi yang lahir tuli tidak berperilaku dengan cara yang sama. Kaena itu, banyak orang terlahir tunanetra tetapi jenius , seperti Al Maari dan Taha Husein (sastrawan Mesir). Sedikit sekali orang jenius yang dikenal dari yang terlahir tunarungu. Ini merupakan bukti pentingnya pendengaran di atas penglihatan.
Masyarakat awal Islam lebih banyak melaksanakan fungsi pendengaran ketimbang fungsi penglihatan. Di gurun pasir tempat mereka menetap terdapat sedikit pemandangan, karenaya rangsangan penglihatan lebih sedikit daripada rangsangan pendengaran. Masyarakat pada masa itu lebih lebih banyak mendengar daripada membaca. Bahkan ayat-ayat Al Qur’an pun didengar dan dihapal. Naskah-naskah baru dibagikan ke negeri-negeri Islam pada masa khalifah ketiga (Usman bin Affan). Hadis-hadis nabi juga belum dibukukan/ditulis samapai beberapa masa kemudian. Tetapi semua ayat Al Qur’an dan hadist-hadist terpelihara dengan baik dalam ingatan kaum muslimin. Mengaapa mereka tidak mencatanya pada masa-masa awal? Mungkin karena sedikitnya orang yang mampu menulis. Begitu juga, bangsa arab tidak biasa menulis puisi mereka hingga beberapa abad kemudian, walaupun mereka biasa membacakan dan menghapalkannya.
Allah SWT mengkhususkan indera pendengaran tanpa menyebut indera penglihatan ketika memusatkan pentingnya indera manusia dalam ayat-ayat berikut:
“…Kami telah meletakan tutupan diatas hati mereka (mereka) tidak dapat memahaminya dan (Kami meletakkan) tutupan di telinganya.” Al An’am (6) : 25.
“……Mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena mendengar suara petir, sebab takut akan mati…….” A l Baqarah (2) : 19.
“Maka kami tutup telingan mereka beberapa tahun dalam gua itu.” Al Kahfi (18) : 11.
“…….Mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutup bajunya (kemukanya)….” Nuh (71) : 7.
“Agar kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.” Al Haaqa (69) : 12.
Ayat terakhir menunjukkan bahwa informasi suara yang di dengar manusia ternyata mencapai tingkat kesadarannya dan terpelihara di dalam ingatannya dalam keadaan lebih baik daripada penglihatan.
Beberapa ayat yang menyebut penglihatan sebelum pendengaran adalah ayat-ayat yang secara utama menancam hukuman atau menjelaskan keadaan orang-orang kafir. Tidak ada satu pun dari ayat ini berisiacuan kepada penciptaan ataupun kegunaan dua alat mengindra tersebut.
“……Mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mampunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah)…….” Al A’raaf (7) : 179.
“Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi suatu bencanapun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-nabi itu), maka (karena itu) mereka menjadi buta dan tuli….” Al Maidah (5) : 71.
“….Dan kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak (tuli)…..” Al Isra (17) : 97.
“….atau mempunyai mata yang dengan itu ia dapat meluhat, atau mempunyai telinga yang dengan itu ia dapat mendengar?” Al A’raaf (7) : 195.
Banyaknya informasi yang tangkap mata kita tidak punya arti laebih penting dibandingkan dengan yang kita dengar. Informasi visual itu tidak selalu menghasilkan pengertian lebih banyak dan lebih mendalam pada otak manusia. Meskipun rangsangan pendengaran itu lebih sedikit dibandingkan rangsangan penglihatan, namun rangsangan itu mampu melahirkan pemikiran dan gagasan yang lebih luas dan mendalam.
Sebuah kata yang dinyatakan dalam tekanan dan dialek yang berbeda dapat menimbulkan kesan yang berlainan bagi pendengar. Sedangkan bila kita menulis kata sama dalam bentuk tulisan yang berbeda-beda selalu memberikan arti yang sama bagi pembaca. Anda tentu maklum bahwa film-film bisu memberikan informasi yang lebih sedikit dari pada film bersuara.
Banyak yang telah disebutkan di atas tidak diketahui 14 abad yang lalu dan baru ditemukan pada beberapa tahun terakhir ini. Bahkan para ilmuwan dulu percaya bahwa indera penglihatan lebih penting ketimbang indera pendengaran. Studi-studi ilmiah modern telah menunjukkan fakta-fakta jelas yang membuktikan secara tepat keajaiban ilmiah di dalam ayat-ayat Al Qur’an. Ayat –ayat itu meletakkan pendengaran sebelum penglihatan karena pendengaran lebih awal diciptakan. Begitu pula lebih dahulu perkembangan organis dan fungsionalnya, serta banyak lagi cirri pendengaran yang secara jelas lebih baik ketimbang penglihatan.
“…Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” Al Baqarah (2) : 20.

Senin, 07 September 2009

KONVERSI ENERGI

Mengenal Proses Mesin Konversi Energi


1. Pengertian Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Energi bersifat abstrak yang sukar dibuktikan tetapi dapat dirasakan adanya. Menurut hukum Termodinamika Pertama, energi bersifat kekal. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnakan, tetapi dapat berubah bentuk (konversi) dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain. Sebagai contoh pada proses pembakaran pada mesin mobil/motor (sistem motor pembakaran dalam), bensin satu liter dikonversi menjadi kerja yang berhasil guna tinggi, yakni menjadi energi gerak/mekanik pada mobil/motor, sehingga dapat memindahkan manusia/barang dari suatu tempat ke tempat lain.
Dalam hal ini bensin satu liter memiliki energi dalam yang siap dirubah menjadi kerja yang berguna (availabilitas). Dengan kata lain availabilitas adalah kemampuan sistem untuk menghasilkan kerja yang berguna.

2. Macam-Macam Energi

a. Energi Mekanik
Energi meknik merupakan energi gerak, misal turbin air akan mengubah energi potensial menjadi energi mekanik untuk memutar generator listrik.
b. Energi Potensial
Merupakan energi karena posisinya di tempat yang tinggi. Contohnya air waduk di pegunungan dapat dikonversi menjadi energi mekanik untuk memutar turbin selanjutnya dikonversi lagi menjadi energi listrik.
c. Energi Listrik
Energi Listrik adalah energi yang berkaitan dengan arus elektron, dinyatakan dalam att-jam atau kilo Watt-jam. Arus listrik akan mengalir bila penghantar listrik dilewatkan pada medan magnet. Bentuk transisinya adalah aliran elektron melalui konduktor jenis tertentu. Energi listrik dapat disimpan sebagai energi medan elektrostatis yang merupakan energi yang berkaitan dengan medan listrik yang dihasilkan oleh terakumulasinya muatan elektron pada pelat-pelat kapasitor.


Gambar 2 16. PLTA, konversi energi dari energi potensial, energi
mekanik, dan energi listrik
d. Energi Elektromagnetik
Energi elektromagnetik merupakan bentuk energi yang berkaitan dengan radiasi elektromagnetik. Energi radiasi dinyatakan dalam satuan energi yang sangat kecil, yakni elektron volt (eV) atau mega elektro volt (MeV), yang juga digunakan dalam evaluasi energi nuklir.
e. Energi Kimia
Energi kimia merupakan energi yang keluar sebagai hasil interaksi elektron di mana dua atau lebih atom/molekul berkombinasi sehingga menghasilkan senyawa kimia yang stabil. Energi kimia hanya dapat terjadi dalam bentuk energi tersimpan. Bila energi dilepas dalam suatu reaksi maka reaksinya disebut reaksi eksotermis yang dinyatakan dalamkJ, Btu, atau kKal. Bila dalam reaksi kimia energinya terserap maka disebut dengan reaksi endodermis. Sumber energi bahan bakar yang sangat penting bagi manusia adalah reaksi kimia eksotermis yang pada umumnya disebut reaksi pembakaran. Reaksi pembakaran melibatkan oksidasi dari bahan bakar fosil.

Gambar 2 17. Accu sebagai bentuk energi kimia
f. Energi Nuklir
Energi Nuklir adalah energi dalam bentuk energi tersimpan yang dapat dilepas akibat interaksi partikel dengan atau di dalam inti atom. Energi ini dilepas sebagai hasil usaha partikel-partikel untuk memperoleh kondisi yang lebih stabil. Satuan yang digunakan adalah juta elektron reaksi. Pada reaksi nuklir dapat terjadi peluluhan radioaktif, fisi, dan fusi.

Gambar 2 18. Salah satu reaktor nuklir
g. Energi Termal
Energi termal merupakan bentuk energi dasar di mana dalam kata lain adalah semua energi yang dapat dikonversikan secara penuhmenjadi energi panas. Sebaliknya, pengonversian dari energi termal ke energi lain dibatasi oleh hukum Termodinamika II. Bentuk energi transisi dan energi termal adalah energi panas, dapat pula dalam bentuk energitersimpan sebagai kalor ”laten” atau kalor “sensible” yang berupa entalpi.

Gambar 2 19. Mesin konversi dari panas ke uap
h. Energi Angin
Energi angin merupakan energi yang tidak akan habis, material utama berupa angin dengan kecepatan tertentu yang mengenai turbin angin sehingga menjadi gerak mekanik dan listrik.

Gambar 2 20. Pemanfaatan energi angin
3. Klasifikasi Mesin-Mesin Konversi Energi
Mesin-mesin konversi energi secara sederhana dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mesin konversi energi konvensional dan mesin energi konversi non-konvensional. Mesin konversi energi konvensional umumnya menggunakan sumber energi konvensional yang tidak terbarui, kecuali turbin hidropower, dan umumnya dapat diklasifikasikan menjadi motor pembakaran dalam, motor pembakaran luar, mesin-mesin fluida, dan mesin pendingin dan pengkondisian udara. Mesin konversi energi non-konvensial umumya menggunakan energi yang dapat diperbarui, kecuali mesin energi konvensi berbahan dasar nuklir.
a. Motor pembakaran dalam
Motor pembakaran dalam dikembangkan oleh Motos Otto, atau Beau de Roches merupakan mesin pengonvesi energi tak langsung, yaitu dari energi bahan bakar menjadi energi panas dan kemudian baru menjadi energi mekanis. Energi kimia bahan bakar tidak dikonversikan langsung menjadi energi mekanis. Bahan bakar standar motor bensin adalah isooktan (C8H18). Efisiensi pengonversian energinya berkisar 30% (􀈘t±30%). Hal ini karena kerugian 50% (panas, gesek/mekanis, dan pembakaran tak-sempurna). Sistem siklus kerja motor bensin dibedakan atas motor bensin dua langkah (two stroke), dan empat langkah (four stroke).
1) Motor Bensin Dua Langkah
Motor bensin dua langkah adalah motor yang pada dua langkah torak/piston (satu putaran engkol) sempurna akan menghasilkan satu langkah kerja.
a) Langkah kompresi dimulai dengan penutupan saluran masuk dan keluar kemudian menekan isi silinder dan di bagian bawah, piston menghisap campuran bahan bakar udara bersih ke dalam rumah engkol. Bila piston mencapai titik mati atas, pembakaran dimulai.
b) Langkah kerja atau ekspansi, dimuliai ketika piston bergerak mencapai titik tertentu sebelum titik mati atas busi memercikan bunga api, terjadilah kerja. Pada awalnya saluran buang dan saluran masuk terbuka. Sebagian besar gas yang terbakar keluar silinder dalam proses exhaust blowdown. Ketika saluran masuk terbuka, campuran bahan bakar dan udara bersih tertekan di dalam rumah engkol, mengalir ke dalam silinder. Piston dan saluran-saluran umumnya dibentuk membelokan campuran yang masuk langsung menuju saluran buang dan juga ditunjukkan untuk mendapatkan pembilasan gas residu secara efektif. Setiap siklus mesin dengan satu langkah tenaga diselesaikan dalam satu kali putaran poros engkol. Namun sulit untuk mengisi secara penuh volume langkah dengan campuran bersih, dan sebagian darinya mengalir langsung ke luar silinder selama langkah bilas.

2) Motor Bensin Empat Langkah
Motor bensin empat langkah adalah motor yang pada setiap empat langkah torak/piston (dua putaran engkol) sempurna menghasilkan satu tenaga kerja (satu langkah kerja).

Gambar 2 21. Siklus motor bensin 4 langkah
a) Langkah pemasukan dimulai dengan katup masuk terbuka, piston bergerak dari titik mati atas dan berakhir ketika piston mencapai titik mati bawah. Udara dan bahan bakar terhisap ke dalam silinder. Langkah ini berakhir hingga katup masuk menutup,
b) Langkah kompresi, diawali ketika kedua katup tertutup dan campuran di dalam silinder terkompresi sebagian kecil dari volume awalnya. Sesaat sebelum akhir langkah kompresi, pembakaran dimulai dan tekanan silinder naik lebih cepat.
c) Langkah kerja, atau langkah ekspansi, yang dimulai saat piston hampir mencapai titik mati atas dan berakhir sekitar 45o sebelum titik mati bawah. Gas bertekanan tinggi menekan piston turun dan memaksa engkol berputar. Ketika piston mencapai titik mati bawah, katup buang terbuka untuk memulai proses pembuangan dan menurunkan tekanan silinder hingga mendekati tekanan pembuangan.
d) Langkah pembuangan, dimulai ketika piston mencapai titik mati bawah. Ketika katup buang membuka, piston mendorong keluar sisa gas pembakaran hingga piston mencapai titik mati atas. Bila piston mencapai titik mati atas, katup masuk membuka, katup buang tertutup, demikian seterusnya..
e) Perhitungan daya motor didasarkan pada dimensi mesin, antara lain:

Daya efektif: Ne = (π.D¬2/4.S.L.Pe.n)/60.75.a

Daya indikatif: Ni = (π.D¬2/4.S.L.Pi.n)/60.75.a

di mana :
D : diameter silinder (cm2)
L : panjang langkah torak (m)
i : jumlah silinder
Pe : tekanan efek rata-rata (kgf/cm2)
Pi : tekanan indikatif rata-rata (kgf/cm2)
n : putaran mesin (rpm)
a : - dua langkah a=1
- empat langkah a=2

b. Turbin
Turbin adalah mesin penggerak, di mana energi fluida kerja dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Jadi, berbeda dengan yang terjadi pada mesin torak, pada turbin tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi. Bagian berputar dinamai stator atau rumah turbin. Roda turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang menggerakkan atau memutar bebannya (generator listrik, pompa, kompresor, baling-baling atau mesin lainnya). Di dalam turbin fluida kerja mengalami proses ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan, dan mengalir secara kontinu. Fluida kerjanya dapat berupa air, uap air, atau gas.

Gambar 2 22. Turbin air

Turbin dilengkapi dengan sudu-sudu. Pada roda turbin terdapat sudu dan fluida kerja akan mengalir melalui ruang di antara sudu tersebut. Apabila kemudian ternyata bahwa roda turbin dapat berputar, maka akan timbul gaya yang bekerja pada sudu. Gaya tersebut timbul karena terjadinya perubahan momentum dari fluida kerja yang mengalir di antara sudu. Jadi, sudu turbin haruslah dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat terjadi perubahan momentum pada fluida kerja tersebut.

Gambar 2 23. Sebuah sistem turbin gas

Sabtu, 29 Agustus 2009

Kegiatan Touring 2009


Ihya Syawalutsani di Boscha Lembang

Candi Borobudur (Borobudur Temple)Jawa tengah Indonesia

Najmi di Candi Borobudur

Peneropongan Bintang Boscha Lembang Bandung West Java Indonesia

Boscha Lembang

KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN



DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
SMK YPB PURWAKARTA
BIDANG STUDI KEAHLIAN :TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM STUDI KEAHLIAN :TEKNIK MESIN
KOMPETENSI KEAHLIAN :1.TEKNIK PEMESINAN (014)

A.DASAR KOMPETENSI KEJURUAN
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1.Menjelaskan dasar kekuatan bahan dan komponen mesin
1.1 Mendeskripsikan prinsip dasar mekanika
1.2 Menjelaskan komponen/elemen mesin.
2. Menjelaskan prinsip dasar kelistrikan dan konversi energi
2.1 Mendeskripsikan prinsip dasar kelistrikan mesin
2.2 Mendeskripsikan prinsip dasar motor bakar
2.3 Menjelaskan prinsip dasar turbin.
3. Menjelaskan proses dasar perlakuan logam
3.1 Menjelaskan pembuatan dan pengolahan logam
3.2 Menguraikan unsur dan sifat logam
3.3 Mendeskripsikan proses perlakuan panas logam
3.4 Mendeskripsikan proses korosi dan pelapisan logam
3.5 Mendeskripsikan proses pengujian logam.
4. Menjelaskan proses dasar teknik mesin
4.1 Menjelaskan proses dasar pemesinan
4.2 Menjelaskan proses dasar pengelasan
4.3 Menjelaskan proses dasar fabrikasi logam
4.4 Menjelaskan proses dasar pengecoran logam
4.5 Menjelaskan proses dasar pneumatik dan hidrolik
4.6 Menjelaskan proses dasar otomasi.
5. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
5.1 Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
5.2 Melaksanakan prosedur K3.

Rabu, 29 April 2009

PENGECORAN (CASTING)

MEMAHAMI PROSES DASAR KEJURUAN

A. Mengenal Proses Pengecoran Logam
1. Pengertian
Pengecoran (casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau dipecah-pecah untuk dijadikan komponen mesin. Pengecoran digunakan untuk membuat bagian mesin dengan
bentuk yang kompleks.
Gambar 2 1. Logam cair sedang dituangkan ke dalam cetakan

Pengecoran digunakan untuk membentuk logam dalam kondisi panas sesuai dengan bentuk cetakan yang telah dibuat. Pengecoran dapat berupa material logam cair atau plastik yang bisa meleleh (termoplastik), juga material yang terlarut air misalnya beton atau gips, dan materi lain yang dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam kondisi basah seperti tanah liat, dan lain-lain yang jika dalam kondisi kering akan berubah
menjadi keras dalam cetakan, dan terbakar dalam perapian. Proses pengecoran dibagi menjadi dua, yaitu : expandable (dapat diperluas) dan non expandable (tidak dapat diperluas).
Gambar 2 2. Proses pengecoran logam

Pengecoran biasanya diawali dengan pembuatan cetakan dengan bahan pasir. Cetakan pasir bisa dibuat secara manual maupun dengan mesin. Pembuatan cetakan secara manual dilakukan bila jumlah komponen yang akan dibuat jumlahnya terbatas, dan banyak variasinya. Pembuatan cetakan tangan dengan dimensi yang besar dapat
menggunakan campuran tanah liat sebagai pengikat. Dewasa ini cetakan banyak dibuat secara mekanik dengan mesin agar lebih presisi serta dapat diproduk dalam jumlah banyak dengan kualitas yang sama baiknya.

2. Pembuatan Cetakan Manual
Pembuatan cetakan tangan meliputi pembuatan cetakan dengan kup dan drag, seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 2 3. Dimensi benda kerja yang akan dibuat (a), menutupi
permukaan pola dalam rangka cetak dengan pasir, (b) cetakan siap
(c), proses penuangan (d), dan produk pengecoran (e).

Selain pembuatan cetakan secara manual, juga dikenal pembuatan cetakan dengan mesin guncang, pembuatan cetakan dengan mesin pendesak, pembuatan cetakan dengan mesin guncang desak, prembuatan cetakan dengan mesin tekanan tinggi, dan pembuatan cetakan dengan pelempar pasir.

3. Pengolahan Pasir Cetak
Pasir cetak yang sudah digunakan untuk membuat cetakan, dapat dipakai kembali dengan mencampur pasir baru dan pengikat baru setelah kotoran-kotoran dalam pasir tersebut dibuang. Pasir cetak dapat digunakan berulang-ulang. Setelah digunakan dalam proses pembuatan suatu cetakan, pasir cetak tersebut dapat diolah kembali tidak bergantung pada bahan logam cair. Prosesnya dengan cara pembuangan debu halus
dan kotoran, pencampuran, serta pendinginan pasir cetak. Adapun mesin-mesin yang dipakai dalam pengolahan pasir, antara lain:
a. Penggiling pasir
Penggiling pasir digunakan apabila pasir tersebut menggunakan lempung sebagai pengikat, sedangkan untuk pengaduk pasir digunakan jika pasir menggunakan bahan pengikat seperti minyak pengering atau natrium silikat.
b. Pencampur pasir
Pencampur pasir digunakan untuk memecah bungkah-bungkah pasir setelah pencampuran. Jadi, pasir dari penggiling pasir kadang-kadang diisikan ke pencampur pasir atau biasanya pasir bekas diisikan langsung ke dalamnya.
c. Pengayakan
Untuk mendapatkan pasir cetak, ayakan dipakai untuk menyisihkan kotoran dan butir-butir pasir yang sangat kasar. Jenis ayakan ada dua macam, yaitu ayakan berputar dan ayakan bergetar.
d. Pemisahan magnetis
Pemisahan magnetis digunakan untuk menyisihkan potonganpotongan besi yang berada dalam pasir cetak tersebut.
e. Pendingin pasir
Dalam mendinginkan pasir, udara pendingin perlu bersentuhan dengan butir-butir pasir sebanyak mungkin. Pada pendingin pasir pengagitasi, udara lewat melalui pasir yang diagitasi. Adapun pada pendingin pasir tegak, pasir dijatuhkan ke dalam tangki dan disebar oleh sebuah sudu selama jatuh, yang kemudian didinginkan oleh udara dari
bawah. Pendingin pasir bergetar menunjukkan alat di mana pasir diletakkan pada pelat dan pengembangan pasir efektif.

4. Pengecoran Cetakan Ekspandable (Expandable Mold Casting)
Expandable mold casting adalah sebuah klasifikasi generik yang melibatkan pasir, plastiK, tempurung, gips, dan investment molding (teknik lost-wax). Metode ini melibatkan penggunaan cetakan sementara dan cetakan sekali pakai.

5. Pengecoran dengan Pasir (Sand Casting)
Pengecoran dengan pasir membutuhkan waktu selama beberapa hari dalam proses produksinya dengan hasil rata-rata (1-20 unit/jam proses pencetakan) dan proses pengecoran dengan bahan pasir ini akan membutuhkan waktu yang lebih lama terutama untuk produksi dalam skala yang besar. Pasir hijau/green sand (basah) hampir tidak memiliki batas ukuran beratnya, akan tetapi pasir kering memiliki batas ukuran berat tertentu, yaitu antara 2.300-2.700 kg. Batas minimumnya adalah antara 0,05-1 kg. Pasir ini disatukan dengan menggunakan tanah liat (sama dengan proses pada pasir hijau) atau dengan menggunakan bahan perekat kimia/minyak polimer. Pasir hampir pada setiap prosesnya dapat diulang beberapa kali dan membutuhkan bahan input tambahan
yang sangat sedikit.
Pada dasarnya, pengecoran dengan pasir ini digunakan untuk mengolah logam bertemperatur rendah, seperti besi, tembaga, aluminium, magnesium, dan nikel. Pengecoran dengan pasir ini juga dapat digunakan pada logam bertemperatur tinggi, namun untuk bahan logam selain itu tidak akan bisa diproses. Pengecoran ini adalah teknik tertua dan paling dipahami hingga sekarang. Bentuk-bentuk ini harus mampu memuaskan standar tertentu sebab bentuk-bentuk tersebut merupakan inti dari proses pergecoran dengan pasir .
Gambar 2 4. Pengecoran logam pada cetakan pasir
6. Pengecoran dengan Gips (Plaster Casting)
Gips yang tahan lama lebih sering digunakan sebagai bahan dasar dalam produksi pahatan perunggu atau sebagai pisau pahat pada proses pemahatan batu. Dengan pencetakan gips, hasilnya akan lebih tahan lama (jika disimpan di tempat tertutup) dibanding dengan tanah liat asli yang harus disimpan di tempat yang basah agar tidak pecah. Dalam proses pengecoran ini, gips yang sederhana dan tebal dicetak, diperkuat dengan menggunakan serat, kain goni, semua itu dibalut dengan tanah liat asli. Pada proses pembuatannya, gips ini dipindah dari tanah liat yang lembab, proses ini akan secara tidak sengaja merusak keutuhan tanah liat tersebut. Akan tetapi ini bukanlah masalah yang serius karena tanah liat tersebut telah berada di dalam cetakan. Cetakan kemudian dapat digunakan lagi di lain waktu untuk melapisi gips aslinya sehingga tampak benar-benar seperti tanah liat asli. Permukaan gips ini selanjutnya dapat diperbarui, dilukis, dan dihaluskan agar menyerupai pencetak dari perunggu.
Pengecoran dengan gips hampir sama dengan pengecoran dengan pasir kecuali pada bagian gips diubah dengan pasir. Campuran gips pada dasarnya terdiri dari 70-80 % gipsum dan 20-30 % penguat gipsum dan air. Pada umumnya, pembentukan pengecoran gips ini membutuhkan waktu persiapan kurang dari 1 minggu, setelah itu akan menghasilkan produksi rata-rata sebanyak 1-10 unit/jam pengecorannya dengan berat untuk hasil produksinya maksimal mencapai 45 kg dan minimal 30 kg, dan permukaan hasilnyapun memiliki resolusi yang tinggi dan halus. Jika gips digunakan dan pecah, maka gips tersebut tidak dapat diperbaiki dengan mudah. Pengecoran dengan gips ini normalnya digunakan untuk logam non belerang seperti aluminium, seng, tembaga. Gips ini tidak dapat digunakan untuk melapisi bahan-bahan dari belerang
karena sulfur dalam gipsum secara perlahan bereaksi dengan besi. Persiapan utama dalam pencetakan adalah pola yang ada disemprot dengan film yang tebal untuk membuat gips campuran. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah cetakan merusak pola. Unit cetakan tersebut dikocok sehingga gips dapt mengisi lubang-lubang kecil di sekitar pola. Pembentuk pola dipindahkan setelah gips diatur. Pengecoran gips ini menunjukkan kemajuan, karena penggunaan peralatan otomatis dapat segera digunakan dengan mudah ke system robot, karena ketepatan desain permintaan semakin meningkat yang bahkan lebih besar dari kemampuan manusia.

7. Pengecoran Gips, Beton, atau Plastik Resin.
Gips sendiri dapat dilapisi, demikian pula dengan bahan-bahan kimia lainnya seperti beton atau plastik resin. Bahan-bahan ini juga mengunakan percetakan yang sama seperti penjelasan di atas (waste mold) atau multiple use piece mold, atau percetakan yang terbuat dari bahan-bahan yang sangat kecil atau bahan yang elastis seperti karet latex (yang cenderung disertai dengan cetakan yang ekstrim). Jika pengecoran dengan gips atau beton maka produk yang dihasilkan akan seperti kelereng, tidak begitu menarik, kurang transparan dan biasanya dilukis. Tak jarang hal ini akan memberikan penampilan asli dari logam/batu. Alternatif untuk mengatasi hal ini adalah lapisan utama akan dibiarkan mengandung warna pasir sehingga memberikan nuansa bebatuan.
Dengan menggunakan pengecoran beton, bukan pengecoran gips, memungkinkan kita untuk membuat ukiran, pancuran air, atau tempat duduk luar ruangan. Selanjutnya adalah membuat meja cuci (washstands) yang menarik, washstands dan shower stalls dengan perpaduan beraneka ragam warna akan menghasilkan pola yang menarik seperti yang tampak pada kelereng/ravertine.

Gambar 2 5. Turbin air produk hasil pengecoran logam
Proses pengecoran seperti die casting dan sand casting menjadi suatu proses yang mahal, bagaimanapun juga komponen-komponen yang dapat diproduksi menggunakan pengecoran investment dapat menciptakan garis-garis yang tak beraturan dan sebagian komponen ada yang dicetak near net shape sehingga membutuhkan sedikit atau bahkan tanpa pengecoran ulang.

8. Pengecoran Sentrifugal (Centrifugal Casting)
Pengecoran sentrifugal berbeda dengan penuangan gravitasi-bebas dan tekanan-bebas karena pengecoran sentrifugal membentuk dayanya sendiri menggunakan cetakan pasir yang diputar dengan kecepatan konstan. Pengecoran sentrifugal roda kereta api merupakan aplikasi awal dari metode yang dikembangkan oleh perusahaan industri Jerman Krupp dan kemampuan ini menjadikan perkembangan perusahaan menjadi sangat cepat.
Gambar 2 6. Turbin air produk hasil pengecoran logam

9. Die Casting
Die casting adalah proses pencetakan logam dengan menggunakan penekanan yang sangat tinggi pada suhu rendah. Cetakan tersebut disebut die. Rentang kompleksitas die untuk memproduksi bagian-bagian logam non belerang (yang tidak perlu sekuat, sekeras, atau setahan panas seperti baja) dari keran cucian sampai cetakan mesin (termasuk hardware, bagian-bagian komponen mesin, mobil mainan, dsb).

Gambar 2 7. Die casting
Logam biasa seperti seng dan alumunium digunakan dalam proses die casting. Logam tersebut biasanya tidak murni melainkan logam logam yang memiliki karakter fisik yang lebih baik. Akhir-akhir ini suku cadang yang terbuat dari plastik mulai menggantikan produk die casting banyak dipilih karena harganya lebih murah (dan bobotnya lebih ringan yang sangat penting khususnya untuk suku cadang otomotif berkaitan dengan standar penghematan bahan bakar). Suku cadang dari plastik lebih praktis (terutama sekarang penggunan pemotongan dengan bahan plastik semakin memungkinkan) jika mengesampingkan kekuatannya, dan dapat didesain ulang untuk mendapatkan kekuatan yang dibutuhkan. Terdapat empat langkah utama dalam proses die casting.
Pertama-tama cetakan disemprot dengan pelicin dan ditutup. Pelicin tersebut membantu mengontrol temperatur die dan membantu saat pelepasan dari pengecoran. Logam yang telah dicetak kemudian disuntikkan pada die di bawah tekanan tinggi. Takanan tinggi membuat pengecoran setepat dan sehalus adonan. Normalnya sekitar 100 MPa (1000 bar). Setelah rongganya terisi, temperatur dijaga sampai pengecoran menjadi solid (dalam proses ini biasanya waktu diperpendek menggunakan air pendingin pada cetakan). Terakhir die dibuka dan pengecoran mulai dilakukan. Yang tak kalah penting dari injeksi bertekanan tinggi adalah injeksi berkecepatan tinggi, yang diperlukan agar seluruh rongga terisi, sebelum ada bagian dari pengecoran yang mengeras.
Dengan begitu diskontinuitas (yang merusak hasil akhir dan bahkan melemahkan kualitas pengecoran) dapat dihindari, meskipun desainnnya sangat sulit untuk mampu mengisi bagian yang sangat tebal. Sebelum siklusnya dimulai, die harus di-instal pada mesin die pengecoran, dan diatur pada suhu yang tepat. Pengesetan membutuhkan waktu 1-2 jam, dan barulah kemudian siklus dapat berjalan selama sekitar beberapa detik sampai beberapa menit, tergantung ukuran pengecoran. Batas masa maksimal untuk magnesium, seng, dan aluminium adalah sekitar 4,5 kg, 18 kg, dan 45 kg. Sebuah die set dapat bertahan sampai 500.000 shot selama masa pakainya, yang sangat dipengaruhi oleh suhu pelelehan dari logam yang digunakan. Aluminium biasanya memperpendek usia die karena tingginya temperatur dari logam cair yang mengakibatkan kikisan cetakan baja pada rongga. Cetakan untuk die casting seng bertahan sangat lama karena rendahnya temperatur seng. Sedang untuk tembaga, cetakan memiliki usia paling pendek dibanding yang lainnya. Hal ini terjadi karena tembaga adalah logam terpanas. Seringkali dilakukan operasi sekunder untuk memisahkan pengecoran dari sisa-sisanya, yang dilakukan dengan menggunakan trim die dengan power press atau hidrolik press. Metode yang lama adalah memisahkan dengan menggunakan tangan atau gergaji.
Dalam hal ini dibutuhkan pengikiran untuk menghaluskan bekas gergajian saat logam dimasukkan atau dikeluarkan dari rongga. Pada akhirnya, metode intensif, yang membutuhkan banyak tenaga digunakan untuk menggulingkan shot jika bentuknya tipis dan mudah rusak. Pemisahan juga harus dilakukan dengan hati-hati. Kebanyakan die caster melakukan proses lain untuk memproduksi bahan yang tidak siap digunakan. Yang biasa dilakukan adalah membuat lubang untuk menempatkan sekrup.
Gambar 2 8. Salah satu produk die casting

10. Kecepatan Pendinginan
Kecepatan di saat pendinginan cor mempengaruhi properti, kualitas dan mikrostrukturnya. Kecepatan pendinginan sangat dikontrol oleh media cetakan. Ketika logam yang dicetak dituangkan ke dalam cetakan, pendinginan dimulai. Hal ini terjadi, karena panas antara logam yang dicetak mengalir menuju bagian pendingin cetakan. Materi-materi cetakan memindahkan panas dari pengecoran menuju cetakan dalam kecepatan yang berbeda. Contohnya, beberapa cetakan yang terbuat dari plaster memungkinkan untuk memidahkan panas dengan lambat sekali sedangkan cetakan yang keseluruhannya terbuat dari besi yang dapat mentranfer panas dengan sangat cepat sekali. Pendinginan ini akan berakhir dengan pengerasan di mana logam cair berubah menjadi logam padat.
Pada tahap dasar ini, pengecoran logam menuangkan logam ke dalam cetakan tanpa mengontrol bagaimana pencetakan mendingin dan logam membeku dalam cetakan. Ketika panas harus dipindahkan dengan cepat, para ahli akan merencanakan cetakan yang digunakan untuk mencakup penyusutan panas pada cetakan, disebut dengan chills. Fins bisa juga didesain pada pengecoran untuk panas inti, yang kemudian dipindahkan pada proses cleaning (juga disebut fetting). Kedua metode bisa digunakan pada titik-titik lokal pada cetakan dimana panas akan disarikan secara cepat. Ketika panas harus dipindahkan secara pelan, pemicu atau beberapa alas bisa ditambahkan pada pengecoran. Pemicu adalah sebuah cetakan tambahan yang lebih luas yang akan mendingin lebih lamban dibanding tempat dimana pemicu ditempelkan pada pengecoran. Akhirnya, area pengecoran yang didinginkan secara cepat akan memiliki struktur serat yang bagur dan area yang mendingin dengan lamban akan memilki struktur serat yang kasar.

(Di kutip dari Buku teknik Pemesinan BSE) 2008

Senin, 27 April 2009

MATERIAL TEKNIK

Mengenal Material dan Mineral
Material dapat berupa bahan logam dan non logam. Bahan logam ini terdiri dari logam ferro dan nonferro. Bahan logam ferro diantaranya besi, baja, dan besi cor, sedangkan logam nonferro (bukan besi) antara lain emas, perak, dan timah putih. Bahan non logam dapat dibagi menjadi bahan organik (bahan yang berasal dari alam) dan bahan anorganik. Selain pengelompokan di atas, material juga dapat dikelompokkan berdasarkan unsur-unsur kimia, yaitu unsur logam, nonlogam dan metalloid. Dengan mengetahui unsur-unsur kimia ini, kita dapat menghasilkan logam yang kuat dan keras sesuai kebutuhan.
1. Berbagai Macam Sifat Logam
Logam mempunyai beberapa sifat antara lain: sifat mekanis, sifat fisika, sifat kimia dan sifat pengerjaan. Sifat mekanis adalah kemampuan suatu logam untuk menahan beban yang diberikan pada logam tersebut. Pembebanan yang diberikan dapat berupa pembebanan statis (besar dan arahnya tetap), ataupun pembebanan dinamis (besar dan arahnya berubah). Yang termasuk sifat mekanis pada logam, antara lain: kekuatan bahan (strength), kekerasan elastisitas, kekakuan, plastisitas, kelelahan bahan, sifat fisika, sifat kimia, dan sifat pengerjaan.
Kekuatan (strength) adalah kemampuan material untuk menahan tegangan tanpa kerusakan. Beberapa material seperti baja struktur, besi tempa, alumunium, dan tembaga mempunyai kekuatan tarik dan tekan yang hampir sama. Sementara itu, kekuatan gesermya kira-kira dua pertiga kekuatan tariknya. Ukuran kekuatan bahan adalah tegangan maksimumnya, atau gaya terbesar persatuan luas yang dapat ditahan bahan tanpa patah. Untuk mengetahui kekuatan suatu material dapat dilakukan dengan pengujian tarik, tekan, atau geser.
Kekerasan (hardness) adalah ketahanan suatu bahan untuk menahan pembebanan yang dapat berupa goresan atau penekanan. Kekerasan merupakan kemampuan suatu material untuk menahan takik atau kikisan. Untuk mengetahui kekerasan suatu material digunakan uji Brinell.
Kekakuan adalah ukuran kemampuan suatu bahan untuk menahan perubahan bentuk atau deformasi setelah diberi beban. Kelelahan bahan adalah kemampuan suatu bahan untuk menerima beban yang berganti-ganti dengan tegangan maksimum diberikan pada setiap pembebanan.
Elastisitas adalah kemampuan suatu bahan untuk kembali ke bentuk semula setelah menerima beban yang mengakibatkan perubahan bentuk. Elastisitas merupakan kemampuan suatu material untuk kembali ke ukuran semula setelah gaya dari luar dilepas. Elastisitas ini penting pada semua struktur yang mengalami beban yang berubah-ubah terlebih pada alat-alat dan mesin-mesin presisi.
Plastisitas adalah kemampuan suatu bahan padat untuk mengalami perubahan bentuk tetap tanpa ada kerusakan.
Sifat fisika adalah karakteristik suatu bahan ketika mengalami peristiwa fisika seperti adanya pengaruh panas atau listrik. Yang termasuk sifat-sifat fisika adalah sebagai berikut: Titik lebur, Kepadatan, Daya hantar panas, dan daya hantar listrik
Sifat kimia adalah kemampuan suatu logam dalam mengalami peristiwa korosi. Korosi adalah terjadinya reaksi kimia antara suatu bahan dengan lingkungannya. Secara garis besar ada dua macam korosi, yaitu korosi karena efek galvanis dan reaksi kimia langsung.
Sifat pengerjaan adalah suatu sifat yang timbul setelah diadakannya proses pengolahan tertentu. Sifat pengerjaan ini harus diketahui terlebih dahulu sebelum pengolahan logam dilakukan. Ada dua macam pengerjaan yang biasa dilakukan yaitu sebagai berikut :
2. Mineral
Mineral merupakan suatu bahan yang banyak terdapat di dalam bumi, yang mempunyai bentuk dan ciri-ciri khusus serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Moneral memliki ciri-ciri khas antara lain:
a. Warna, mineral mempunyai warna tertantu, misalnya malagit berwarna hijau, lazurit berwarna biru, dan ada pula mineral yang memiliki bermacam-macam warna misalnya kuarsa.
b. Cerat, merupakan warna yang timbul bila mineral tersebut digoreskan pada porselen yang tidak dilicinkan.
c. Kilatan merupakan sinar suatu mineral apabila memantulkan cahaya yang dikenakan kepadanya. Misalnya emas, timah, dan tembaga yang mempunyai kilat logam.
Kristal atau belahan merupakan mineral yang mempunyai bidang datar halus. Misalnya, seng, bentuk kristalnya dapat dipecah-pecah menjadi beberapa kubus dan patahannya akan terlihatk dengan jelas. Setiap mineral memiliki bentuk kristal yang berbeda-beda. Contohnya bentuk kubus pada galmer (bilih seng), bentuk heksagonal (enam bidang) pada kuarsa. dan lain-lain.
d. Berat jenis, mineral mempunyai berat jenis antara 2 – 4 ton/m2. Berat jenis ini akan berubah setelah diolah menjadi bahan.
3. Berbagai Jenis Sumber Daya Mineral
a. Unsur-unsur Logam
Unsur-unsur logam dibagi lagi dalam dua kelompok menurut banyaknya, yaitu yang berlimpah di kerak bumi seperti besi, alumunium, mangan, dan titanium, dan yang sedikit terdapat di alam seperti tenbaga, timah hitam.
b. Unsur-unsur Nonlogam
Unsur-unsur nonlogam (nonmetallic) dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan kegunaannya, antara lain :
􀁸 Natrium klorida, kalsium fosfat, dan belerang merupakan bahanbahan utama industri-industri kimia dan pupuk buatan.
􀁸 Pasir, batu kerikil, batu hancur, gips, dan semen terutama dipakai sebagai bahan-bahan bangunan dan konstruksi lainnya.
􀁸 Bahan bakar fosil, yaitu yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam. Persediaan energi kita sekarang sangat bergantung pada bahan-bahan ini.
􀁸 Air merupakan sumber mineral terpenting dari semuanya yang terdapat melimpah di permukaan bumi. Tanpa air tidak mungkin kita dapat menanam dan menghasilkan bahan makanan.

4. Pemurnian Mineral
Mineral pada awalnya ditemukan di alam masih bercampur dengan mineral lain sehingga perlu dilakukan proses pemurnian untuk mendapatkan satu bentuk mineral. Pemurnian mineral adalah proses memisahkan satu bentuk mineral dari mineral-mineral lainnya melalui satu proses dan cara tertentu.
a. Proses pemurnian bijih besi
Melebur dan mengoksidasi besi adalah proses kimia yang sederhana. Selama proses itu, karbon dalam bentuk kokas dan oksida besi bereaksi pada suhu tinggi, membentuk metalik iron (besi yang bersifat logam) dan gas karbon dioksida. Karena bijih besi jarang ada yang murni, batu kapur (CaCO3) harus juga ditambahkan sebagai imbuh (flux) agar bercampur dengan kotoran-kotoran dan mengeluarkannya sebagai slag (terak).
Gambar 1 31. Dapur pengolahan biji besi menjadi besi
Sejak abad ke-14 besi mulai diproduksi dalam jumlah besar dan dasar-dasar eksploitasi industri besi secara modern sudah dimulai. Setelah itu diperoleh berbagai penemuan dalam produksi besi, antara lain: (a) metode untuk memproduksi baja yang berkualitas tinggi dari besi kasar, (b) prosedur-prosedur tanur yang lebih efisien, termasuk juga pemakaian kokas yang dibuat dari batu bara sebagai pengganti arang kayu, akibat semakin berkurangnya persediaan kayu. (c) metode-metode untuk mereduksi bijih besi. (d) metode-metode untuk memamfaatkan bijih-bijih besi yang mengandung kotoran-kotoran perusak seperti fosfor dan belerang.dan (d) metode-metode untuk memproses bijih besi berkadar rendah.

b. Proses pemurnian alumunium
Proses pemurian alumunium dengan cara memanaskan alumunium hidroksida sampai lebih kurang 1300°C (diendapkan), akan didapatkan alumina. Karena titik lelehnya tinggi, alumina dilarukan ke dalam cairan klorit (garam Na3AlF6) yang berfungsi sebagai elektrolit sehingga titik lelehnya menjadi rendah (1000°C). Lima belas persen alumina (Al2O3) dapat diuraikan ke dalam kriolit, sedang proses elektrolisis di sini sebagai reduksi Al2O3.
Bijih bauksit mula-mula dimurnikan terlebih dahulu dengan proses kimia dan alumunium oksida murni diuraikan dengan elektrolisis. Bauksit dimasukkan ke dalam kauksit soda, alumina di dalamnya membentuk natrium aluminat, bagian lain tidak bereaksi dan dapat dipisahkan.
c. Proses pemurnian tembaga
Proses pemurnian tembaga diawali dengan penggilingan bijih tembaga kemudian dicampur dengan batu kapur dan bahan fluks silika. Tepung bijih dipekatkan terlebih dahulu, sesudah itu dipanggang sehingga terbentuk campuran FeS, FeO, SiO2, dan CuS. Campuran ini disebut kalsin dan dilebur dengan batu kapur sebagi fluks dalam dapur reverberatory. Besi yang ada larut dalam terak dan tembaga, besi yang tersisa ditaungkan ke dalam konventor. Udara dihembuskan ke dalam konventor selama 4 – 5 jam, kotoran-kotoran teroksidasi, dan besi membentuk terak yang dibuang pada selang waktu tertentu. Panas oksidasi yang dihasilkan cukup tinggi sehingga muatan tetap cair dan sulfida tembaga akhirnya berubah menjadi oksida tembaga dan sulfat. Bila aliran udara dihentikan, oksida bereaksi dengan sulfida membentuk tembaga blister dan dioksida belerang. Setelah itu, tembaga ini dilebur dan dicor menjadi slab, kemudian diolah lebih lanjut secara elektronik menjadi tembaga murni.
d. Proses pemurnian timah putih (Sn)
Proses pemurnian timah putih diawali dengan memisahkan Bijih timah dan pasir dengan mencuci lalu dikeringkan. Setelah itu, bijih itu dilebur di dalam dapur corong atau dapur nyala api dengan kokas dan dituang menjadi balok-balok kecil.
e. Proses pemurnian timbel/timah hitam (Pb)
Bijih-bijih timbel harus dipanggang terlebih dahulu untuk menghilangkan sulfida-sulfida, sedang timbel dengan campurannya yang lain berubah menjadi oksida timah hitam (PbO) dan sebagian lagi menjadi timbel sulfat (PbSO4). Dengan menambah kwarsa (SiO2) pada sulfat di atas suhu yang tinggi akan mengubah timbel sulfat menjadi silikat. Campuran silikat timbel dengan oksida timbel yang dipijarkan pakai kokas kemudian dicampur dengan batu kapur, akan menghasilkan timbel.
f. Proses pemurnian seng (Zn)
Proses pemurnian seng diawali dengan memisahkan bijih seng kemudian dipanggang dalam dapur untuk mengeluarkan belerang dan asam arang. Setelah itu terjadilah oksida seng, karbonatnya terurai dan sulfidanya dioksidasi. Bijih seng didapat dari senyawa belerang diantaranya karbonat seng (ZnCO3), silikat seng (ZnSiO4H2O), dan sulfide seng (ZnS).
g. Proses pemurnian magnesium
Untuk memperoleh magnesium dilakukan dengan jalan elektrolisis, yaitu dengan cara memijarkan oksida magnesium bersama-sama dengan zat arang (karbon) atau silisium ferro sebagai bahan reduksi. Setelah itu magnesium dapat terpisahkan
h. Proses pemurnian perak
Proses pemurnian perak dilakukan dengan jalan elektrolisis bijih-bijih perak. Bijih perak yang mengandung belerang dipanggang dahulu kemudian dicairkan. Bijih yang mengandung timbel dihaluskan kemudian dicairkan dengan memasukkan zat asam yang banyak sampai timbel terbakar menjadi glit-timbel dan dikeluarkan sebagai terak. Setelah itu, hanya tertinggal peraknya saja.
i. Proses pemurnian platina
Proses pemurnian platina tergantung pada zat-zat yang terkandung dalam bijih-bijih logam. Bijih-bijih yang mengandung emas dikerjakan dalam air raksa, sedangkan platina tidak dapat melarut dalam air raksa. Berikutnya adalah dengan proses kimiawi (proses elektrolisis). Platina itu dapat dibersihkan sampai tercapai keadaan yang murni.
j. Proses pemurnian nikel (Ni)
Proses pemurnian nikel diawali dengan pembakaran bijih nikel, kemudian dicairkan untuk proses reduksi dengan menggunakan arang dan bahan tambahan lain dalam sebuah dapur tinggi. Dari proses tersebut nikel yang didapat kurang lebih 99%. Jika hasil yang diinginkan lebih baik (tidak berlubang), proses pemurniannya dikerjakan dengan jalan elektrolisis di atas sebuah cawan tertutup dalam dapur nyala api. Reduktor yang digunakan biasanya mangan dan fosfor.

Sabtu, 25 April 2009

Manual Book 'Sertifikasi Guru'

Tim Sertifikasi Guru 2008
PERUBAHAN YANG ESENSI DALAM
PEDOMAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO 2008
1. Merevisi batas minimal masa kerja sebagai guru, semula
2 tahun menjadi 5 tahun.
2. Merevisi penskoran pengalaman mengajar, rentang skor
lama 40 - 160 menjadi 85 - 190.
3. Memasukkan sertifikat keahlian/keterampilan ke dalam
prestasi akademik (komponen 6)
4. Memasukkan pamong PPL ke dalam bimbingan teman
sejawat (komponen 6)
5. Skor keikutsertaan dalam forum ilmiah (komponen 8)
dibedakan relevan dan tidak relevan.

Kamis, 23 April 2009

UJIAN AKHIR SEKOLAH SMK

UN telah berlalu, tinggal ujian akhir sekolah baik teori maupun praktek.
untuk SMK TEKNOLOGI DAN REKAYASA ujian sekolah antara lain"

1. PAI Teori dan Praktek
2. Pkn Teori dan Praktek
3. Bahasa Indonesia Praktek
4. Kewirausahaan Teori dan Praktek
5. KKPI Teori dan Praktek
6. Penjas Praktek
7. Fisika Teori dan Praktek
8. Kimia Teori dan Praktek

Pelaksanaan Ujian Sekolah Teori mulai tanggal 4 Mei s.d 6 Mei 2009
Ujian praktek mulai tanggal 25 April s.d 2 Mei 2009

Rabu, 22 April 2009

UN 2009 SMK TELAH USAI

Ujian Nasional 2009 khususnya di SMK telah berlalu tepatnya mulai tanggal 20 s.d 22 April 2009.
SMK YPB Purwakarta menyambut gembira dengan adanya UN dan sekarang tinggal menunggu waktu pengumuman lulus atau tidak lulus.
SMK yang nota bene mengedepankan Skill dari pada knowledge harus menerima jika diujung harus terganjal dengan UN walaupun secara skill siswa sudah dinyatakan kompeten.
Ini adalah harga mati yang harus diterima, sebagai penawar bila SDM kita ingin dihargai oleh negara lain, karena kita memiliki standar.

Jumat, 17 April 2009

DEMI MASA

'DEMI MASA' manusia sering terlupa
sehari = 24 jam
satu Tahun?
12 bulan
52 minggu
365 hari
8.760 jam
525.600 menit
31.536.000 detik

RATA-RATA UMUR MANUSIA
"Umur umatku berkisar antara 60-70 tahun. Sangat sedikit di antara mereka yang umurnya melampaui kisaran itu" HR.Attirmidzi.
BALIGH
Baligh: permulaan untuk seseorang perhitungan amal baik atau buruk selama hidup di dunia.
Usia yang ada untuk beribadah rata-rata adalah:
Mati - baligh = 65 - 15 = 50 tahun
50 TAHUN DIGUNAKAN UNTUK APA?
50 tahun = 18.250 hari = 458.000 jam. 12 jam siang hari, 12 jam malam hari. jadi 24 jam satu hari satu malam.
- Waktu tidur 8 jam/hari
Dalam 50 tahun waktu yang dihabiskan untuk tidur 18.500 x 8 jam = 146.000 jam = 16 tahun 7 bulan; dibulatkan jadi 17 tahun.
Sayang waktu 17 tahun habis untuk tidur, padahal akan tertidur dari dunia selamanya.
- Aktivitas di siang hari 12 jam
Dalam waktu 50 tahun waktu yang dipakai aktivitas : 18.250 hari x 12jam=219.000 jam= 25 tahun.
aktivitas di siang hari:bekerja, bercinta, belajar, mengajar, sekolah, kuliah, makan sambil jalan-jalan dll.
- Waktu istirahat 4 jam
Dalam waktu 50 tahun dipakai istirahat 18.250 hari x 4 jam = 73.000 jam= 8 tahun.
istirahat: nonton tv, nongkrong, film, berkhayal dll
jumlahkan 17 thn + 25 thn + 8 thn = 50 tahun.
KAPAN BERIBADAH?
Allah SWT berfirman: "Tidak diciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah".

Berapa banyak shalat dalam 50 tahun?
1 shalat = 10 menit
5 x shalat = 1 jam
Dalam waktu 50 tahun yang terpakai untuk shalat = 18.250 hari x 1 jam = 18.250 jam = 2 tahun.

Berapa lama kita hidup, berapa umur kita sebenarnya? mari coba-coba hitung bersama...
a. Usia rata-rata manusia = 63 tahun x 365 hari/tahunx24 jam/hari= 551.880 jam
b. 1 hari menurut Allah = 1000 tahun menurut manusia
c. 1000 tahun = 1000 x 365 hari/tahun x 24 jam/hari = 8.760.000 jam
d. Jadi umur rata-rata manusia disisi Allah = 551.800jam/8.760.000jam = 0,0630 jam
Bila dikonversi ke menit menjadi 3 menit 78 detik. Subhanallah ternyata usia rata-rata 63 tahun hanya 3 menit 78 detik disisi Alah. Jadi sudah berapa menitkah waktu yang berlalu digunakan untuk beribadah?

dikutip dari Mutiara Amaly Volume 60.

Selasa, 07 April 2009

KTSP SMK YPB PWK

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
SMK YPB PURWAKARTA
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN


I. PENDAHULUAN

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian Kompetensi pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Senin, 30 Maret 2009

UJI KOMPETENSI SMK YPB PWK

Nama Sekolah : SMK YPB Purwakarta
Alamat : Jln. Raya Sukatani KM 10

Program Keahlian :
a. Teknik Pemesinan : 50 siswa, paket : P-1
b. Teknik Mek. Otomotif : 66 siswa, paket : P-2
c. Tek. Pemanfaatan TL : 21 siswa, paket : P-2
Jumlah : 137 siswa

Pelaksanaan dimulai tanggal 19 Maret s.d 11 April 2009

Penguji internal : 12 orang
Penguji Eksterna; : 4 orang

Rabu, 25 Maret 2009

OPINI 156

DEWAN KEMAKMURAN MESJID (DKM)
ASY SYIFAA
Sekretariat : Perumahan Griya Abdi Negara Sukatani 41167
Telp/Fax : 0264 270978
email : masjidasysyifaa@gmail.com
blog : dkmasysyifa.blogspot.com

Susunan Pengurus Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) Asy Syifaa
Periode 2008/2011



1. Dewan Penasehat : H. Sukandar
Mihdar Sengaji, S.Pd
2. Penanggung Jawab : Ketua RW 07

3. Ketua : Drs. M. Hilman Syukur

4. Sekretaris : Dadan Erawan, S.Pd

5. Bendahara : M .A Sanusi

6. Koordinator-koordinator :

a. Koordinator Bidang Pembinaan Gemma (Generasi Muda Mesjid Asy Syifa) :
- Dedih Sumarna,
- Asep Saepudin, S.Pd
b. Koordinator Bidang Badan Amil Zakat (BAZ) dan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) :
- Nandang Saepudin, S.Pd.
c. Koordinator Bidang Perlengkapan dan Peralatan :
- Dagustian,
- Toni
- Djuin
d. Koordinator Bidang Sosial Kemasyarakatan :
- Drs. Heri Kuswanto
e. Koordinator Bidang Pemabangunan dan pemeliharan fisik : Adang dan Toha
f. Koordinator Bidang Badan Peneitian, Pengembangan dan Pendidikan :
- Drs. Agus Komarudin
g. Koordinator Bidang Majlis Ta’lim :
- Bu Wawan (Teti)
- Bu Awal (Tati)
- Bu Haji Kono

Senin, 23 Maret 2009

UJI KOMPETENSI

UJI KOMPETENSI

SMK (sekolah menengah kejuruan) pasti mengenal uji kompetnesi, hal ini sangat akrab sekali bagi siswa di semua SMK.
Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan sudah menentukan juklak dan juknis pelaksanaan uji kompetensi baik praktek maupun teori.

Ujian Nasional (UN) di SMK lebih difokuskan pada kompetensi siswa pada setiap program keahliannya.

Selamat dan sukses bagi siswa SMK yang sedang melaksanakan UJK

Vocational Midle school

Minggu, 22 Maret 2009

Apa Itu Pendidikan?

Pendidikan merupakan harga mati yang menjadi tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. Bagaimanapun beban ini merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan setiap saat.
Hasilnya tidak bisa instan.
kadang masyarakat kita segala sesuatunya serba ingin cepat, tapi beda dengan Pendidikan

Perlu kesabaran, usaha, SDM berkualitas, infrastruktur yang menunjang, kebijakan pemerintah dll

Selasa, 17 Maret 2009

PROFIL PRIBADI

Nama : Dadan Eraone
Alamat : Perum Abdi Negara Blok C. 156 RT24/07
Sukatani 41167
Pendidikan : S-1 Teknik Mesin FPTK IKIP Bandung 1991


Telp/HP : 0264 270978/08121214xxx
email : erawan71@gmail.com
dadan.erawan@yahoo.com
web : http://www.camprung.com